Galamedia
Sabtu, 19 Juni 2010
DI Kota Bandung, saat ini sudah ada ratusan distro dan clothing yang bermunculan. Masing-masing hadir dengan ciri khas produknya. Tak sedikit dari mereka menjual barang hanya untuk komunitas tertentu.
Sebut saja Errorizer Merchandise and Records. Distro yang terletak di Jln. Pungkur 121 Bandung ini hanya menjual merchandise kelompok musik underground, khususnya yang ada di Bandung. Selain itu, di tempat ini juga dijual berbagai aksesori yang dibutuhkan komunitas underground.
"Kami sengaja membuat Errorizer untuk mengakomodasi produk komunitas label indie yang dulu memang terganjal pendistribusiannya. Di sini kami ingin membantu band-band underground untuk menjual merchandise grup musik mereka, yang dulu penjualannya underground, kini bisa ditampung di sini," ujar Aldonny alias Themfuck, yang diamini Tekuy selaku owner Errorizer.
Selain menjual merchandise grup underground, Errorizer juga menyediakan berbagai aksesori yang dibutuhkan untuk menunjang penampilan anggota komunitas underground. Uniknya lagi, Errorizer ternyata tidak sekeaar tempat jual beli, tapi biasanya dijadikan tenpat nongkrong komunitas underground.
"Selain distro, Errorizer juga suka dijadikan tempat nongkrong anak-anak komunitas. Biasanya mereka enggak cuma nongkrong doang, tapi juga tempat sharing anak-anak. Di tempat ini kita lebih kedepankan arti persaudaraan, makanya banyak anak komunitas sering nongkrong di sini," tutur Themfuck yang notabene dikenal juga sebagai vokalis Jeruji.
Ditambahkan Tekuy, distro yang menjual barang underground jumlahnya cukup banyak. Namun, bukan berarti satu sama lain bersaing tidak sehat. Secara bisnis mereka memang pesaing, tapi bukan berarti harus saling menjatuhkan.
"Malahan kita sering barter barang. Ini kita maksudkan untuk mendukung distribusi teman-teman sesama komunitas. Itu kami wujudkan juga dengan barang-barang yang dijual di sini enggak cuma produk luar negeri. Di sini kami justru lebih mengutamakan barang lokal hasil karya teman-teman komunitas," katanya.
Selain di Errorizer Merchandise and Records, barang-barang berbau underground ini bisa juga didapatkan di distro lainnya seperti Helter Jln. Dipati Ukur, Linoleum Jln. Sarijadi, Riotic Jln. Sumbawa, Cronic, dan Pisces.
Harajuku
Selain underground, belakangan komunitas Japanese style pun mulai berani memperlihatkan eksistensi. Kondisi seperti itu tentu saja menjadi ladang bisnis yang cukup menjanjikan. Tidak heran jika belakangan ini muncul distro yang menyediakan baju-baju berbau Jepang.
Beberapa tempat memang memilih menyediakan barang-barang impor, tentu dengan harga yang cukup mahal. Tapi, ada juga distro atau tempat yang memilih untuk memberdayakan potensi yang ada. Seperti halnya Ohayou Rockers yang terletak di Jln. Cihampelas 42C Bandung. Sadar produk luar cukup mahal, pemilik Ohayou Rockers, Maya Yuliana memilih membuat tempat produksi sendiri.
"Kebanyakan anak-anak komunitas Jepang ini 'kan masih muda, yang pastinya punya masalah dengan bujet. Makanya Ohayou dibuat berbeda, ada toko dan rumah produksinya. Di sini anak-anak komunitas bisa bikin sendiri baju berbau Jepang sesuai dengan seleranya," ujar Maya.
Selain baju-baju, ada juga berbagai aksesori yang dibutuhkan. Awalnya memang produk-produk tersebut dipakai hanya untuk special event saja. Tapi sekarang hal itu sudah bergeser. Sekarang mulai banyak yang berani pakai baju-baju itu untuk baju sehari-hari.
"Alasanya sih gayanya lebih ke harujuku style. Selain lewat baju, biasanya mereka memilih aksesori untuk memperlihatkan jati diri mereka," jelas Maya.
Selain di Ohayou, fesyen berbau budaya Jepang ini juga bisa dicari di Gonzo yang terletak di Jln. Cihampelas, bersebelahan dengan rumah produksi Ohayou Rockers. (ely kurniawati/"GM")**
20 Juni 2010
Mengangkat Produk Lokal
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar