Galamedia
Jumat, 25 Juni 2010
Goyobod Kuno 1949
SEJAK dulu, Kota Bandung sudah dikenal kaya akan makanan khasnya. Seperti borondong, es lilin, goreng oncom, peuyeum, dan lain sebagainya. Namun, makanan asli tanah Parahyangan itu, kini mulai jarang kita temui. Saat ini, makanan modern justru berhasil menggerus keberadaan makanan tradisional tersebut.
Namun, ada seorang pedagang yang tetap eksis mempertahankan salah satu makanan khas Parahyangan ini, di tengah menjamurnya penjualan makanan modern, yakni goyobod. Goyobod Kuno 1949. Itulah nama yang diberikan sang pemilik warung, Kandi (almarhum). Saat ini pengelolaannya diteruskan kepada anaknya, Yayat sejak setahun lalu.
Goyobod terbuat dari bahan aci kawung atau hunkwe yang dipotong kotak-kotak, kemudian diberi cairan gula kawung, serutan es batu, dan serutan kelapa. Sebagai penambah legit ditambah alpukat dan susu kental. Sementara untuk menambah aroma wangi, sang pemilik menambahnya dengan pandan atau vanila.
Soal rasa jangan ditanya lagi. Di jamin enak dan mantap, terutama dimakan di siang hari saat cuaca terasa panas, bisa menghilangkan haus seketika. Apalagi sejak awal berdiri di tahun 1949, rasanya tidak pernah mengalami perubahan. Harganya juga relatif murah, untuk satu gelas goyobod Rp 6.000. Pesan setengahnya juga bisa, Anda cukup mengeluarkan kocek Rp 5.000. Nah jika Anda penasaran, anda bisa datang ke Jln. Pasar Baru Barat, tepat berada di belakang pasar baru.
Berdiri sejak 61 tahun lalu, tentunya banyak pelanggan tetap yang selalu setia membeli Goyobod Kunoi. Terlebih letaknya yang berdekatan dengan Pasar Baru, membuat Goyobod Kuno makin laris diburu para penikmatnya. Pembelinya pun tidak hanya warga Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari luar kota seperti Jakarta. "Biasanya kalau ramainya setiap libur sekolah atau tanggal merah. Pembeli kebanyakan dari luar kota. Biasanya yang habis belanja dari Pasar Baru mampir dulu ke sini," ungkap Derry, pegawai Goyobod Kuno 1949.
Kendati Goyobod Kuno 1949 ini berada di pinggir jalan dan masih menggunakan roda, tapi sang pemilik tetap memberikan kenyamanan dengan menyediakan kursi plastik dan tenda terpal. Anda penasaran? Silakan mencobanya. (laksmi srisundari/"GM")**
25 Juni 2010
Eksis di Tengah Makanan Modern
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar