Kota Bandung terima penghargaan Adipura (Best Effort) dari kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diterima Walikota Bandung H. Dada Rosada di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (5/6), diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witular. Adipura (best effort) diberikan atas upaya terbaik memperbaiki kualitas lingkungan di 45 titik di Kota Bandung.
Bagi warga kota penghargaan tersebut terasa menggembirakan. Bukan tanpa sebab, setelah Kota Bandung didera persoalan sampah beberapa tahun yang lalu. penghargaan ini bagaikan oase ditengah padang pasir.
Kini warga Kota Bandung mulai bangkit, membenahi berbagai kekurangan dalam memperbaiki kebersihan dan kualitas lingkungan. Prestasi ini patut kita apresiasi sebagai wujud kepedulian atas usaha kita bersama. Menurut Dada Rosada, tanpa ada peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan dan partisipasi dalam pembangunan mustahil Adipura ((best Effort) bisa diraih
Dalam penilaian tersebut, Kota Bandung masuk dalam kategori kota metropolitan, disandingkan dengan kota – kota besar di Indonesia, diantaranya Kota Jakarta , Surabaya, Palembang dan Semarang. Kota-kota tersebut diatas adalah peraih Adipura sebagai kota yang bisa menjaga kualitas lingkungan.
Penghargaan ini patut disyukuri, mengingat kompleknya persoalan lingkungan hidup di Kota Bandung. Sebagai kota yang mengalami pertumbuhuhan pesat, Kota Bandung menjelma menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan riset terkemuka di Jawa Barat bahkan di Indonesia.
Hal tersebut membuat Kota Bandung menjadi salah satu pusat urbanisasi dari daerah-daerah satelitnya, seperti Garut, Tasikmalaya, Kab. Bandung, Subang, Dll, bahkan dari luar provinsi. Serbuan pendatang ini menambah persoalan baru dalam rumitnya penataan kependudukan dan penyediaan layanan di berbagai sektor terutama di sektor penyediaan lahan perumahan.
Disamping itu, masih lemahnya kesadaran warga kota dalam menjaga kualitas lingkungan membuat penanganan lingkungan hidup di Kota Bandung tidak bisa dianggap mudah. Gerakan kebersihan lingkungan sudah sering kita dengar digelar di Kota Bandung, dimulai dari tingkat RW sampai tingkat Kota tak henti-hentinya di kampanyekan.
Slogan-slogan untuk menjaga kebersihan lingkungan di berbagai lokasi kantor pemerintahan, pasar, bantaran sungai, sekolah, terminal dan tempat strategis lainnya, sudah banyak kita lihat. Namun demikian, penanganan kebersihan tidak cukup hanya di slogan tapi harus dimulai dari kesadaran masyarakat akan pentingya hidup sehat dan bersih.
Budaya hidup bersih harus tumbuh dari sebuah kebutuhan, karena dengan hidup bersih berarti kita sudah mengamalkan nilai-nilai keimanan sekaligus membuat kita terjaga dari berbagai macam penyakit yang merugikan. Bukankankah kebersihan itu sebagai bagian dari pada iman.
Membandingkan Kota Bandung yang mendapat Adipura (Best Effort) dengan kota-kota lainnya yang mendapat Adipura terasa kurang proporsional. Disamping adanya perbedaan kategori – Metropolita, Kota Besar, Kota Kecil, juga adanya perbedaan persoalan lingkungan yang dihadapi di tiap-tiap kota.
Merujuk pada persoalan tingginya urabanisasi, PKL, dan masih rendahnya kesadaran hidup bersih membuat penanganan lingkungan hidup di Kota Bandung memerlukan penanganan ekstra.
Kedepan meraih Adipura bagi Kota Bandung bukanlah mimpi, jika semua kalangan terlibat dalam penanganan lingkungan. Kesadaran yang tumbuh, diapresiasi dengan menyabet best effort adalah bukti, bahwa warga kota serius dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Kita harus merubah pola fikir bahwa persoalan lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan adalah semata tanggungjawab pemerintah, sementara kita tidak berbuat apa-apa.
Mulailah dari diri sendiri kemudian lakukan bersama-sama, ajak kalangan masyarakat lain, para pemangku kebijakan tak terkecuali, untuk merawat Kota Bandung dengan menjaga lingkungan dan membudayakan hidup bersih, ingat ! Adipura bukan segala-galanya, tapi hidup sehat dan bersih adalah impian kita semua. ALL
09 Juni 2009
ADIPURA BUKAN SEGALA-GALANYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar