25 Juni 2009

GULAI KAMBING VERSI AKTIVIS

01.08 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Apa yang anda ketahui tentang Gedung Sate. Tepat, gedung ini adalah kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Gubernur dan Wakil Gubernur berkantor disini.

Gedung yang dibangun semasa pemerintahan Kolonial Belanda ini, sangat terkenal sampai ke mancanegara karena kemegahan dan keindahan arsitekturnya. Bahkan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pun, menempatkan Gedung Sate sebagai bangunan cagar budaya yang harus dilindungi.

Tapi bagi saya, yang paling saya ketahui tentang Gedung Sate ini adalah gulai kambing-nya.Tak percaya!!, datang saja ke kantin Gedung Sate. Tak sulit untuk mendapatkan warung yang menyajikan menu sate dan gulai kambing, karena warung yang menyediakan menu tersebut hanya satu-satunya di kantin ini.

Bagi anda yang tak suka sate dan gulai kambing, jangan khawatir, pemilik warung menyediakan sate dan gulai sapi. Rasanya jangan ditanya, dijamin ngenah euy!!

Kebiasaan saya makan gulai kambing gedung sate ini berawal dari ajakan teman, sesama akativis. Selain rasanya mak nyoos, juga harganya tak bikin tong pes, maklum sebagai aktivis, isi kantong kami selalu pas-pasan, alias sakitu-kituna.

Saya bisa pastikan daging kambing-nya sangat lunak sehingga tak perlu tenaga untuk melumatnya. Pavorit saya adalah gulai berisi iga kambing, dengan tulang yang masih berbalut daging, disajikan dengan nasi putih, wah terasa mantap, bung.

Kuahnya sangat istimewa, campuran rempah-rempahnya terasa komplit menyatu. Saya terkadang mencapurkan kuah gulai diatas nasi dan saya biarkan tulang-tulang yang berbalut daging tetap dimangkuknya.

Kemudian sedikit-demi sedikit nasi berkuah gulai itu saya santap, sesekali daging yang masih melekat ditulang iga kambing, tak luput disantap bersamaan.

Menikmati gulai kambing gedung sate dan semangkuk sop buah sebagai minuman penutup, membuat saya ketagihan. Sesekali jika ada rejeki, saya sering menyempatkan makan bersama teman-teman, sambil kongkow-kongkow membicarakan politik dan fenomena sosial di Jawa Barat.

Tak terasa waktupun berlalu, sehingga kami bergegas meninggalkan Kantin Gedung Sate. Sebelum berpisah kami biasanya saling berjanji untuk datang lagi – datang lagi. (Aep Alamsyah)
Selengkapnya...

HARGA TERJANGKAU RASA SELANGIT

00.53 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Tak sulit mencari rumah makan dengan hidangan ikan laut sebagai menunya di Kota Bandung. Maklum sebagai pusat kuliner, Kota Bandung bak surga bagi para pecinta makanan. Makanan khas apa saja bisa anda dapatkan dengan mudah disini.

Di sudut kota, di Jalan Ambon No.2, tepatnya dihalaman PELTI, anda bisa dapatkan warung dengan menu khusus ikan laut bakar. Tak akan sulit bagi anda mendapatkan warung ikan bakar yang diberi nama Kedai Ua ini, yang setiap hari menyajikan ‘ikan bakar rica-rica dan sop ikan’ sebagai menu andalannya.

Letaknya tak jauh dari dua pusat pemerintahan, Balai Kota dan kantor Gubernur Jawa Barat. Dari arah utara, jika anda sedang berbelaja di factory outlet Jl. RE. Martadinata, anda bisa berbelok kearah jalan Halmahera, kemudian diteruskan belok kearah kanan depan paket leuwigajah, warung milik Yudi ini yang biasa beroperasi dari jam 9.00 s/d 16.00 bisa anda temukan.

Warung ikan bakar ini tepat terhalang dua blok di belakang BIP Jalan Merdeka dari arah baratnya. Anda tinggal berbelok ke Jalan Aceh dari arah kiri, kemudian kendaraan tetap diluruskan menyusuri jalan depan gedung KODAM, tepat di Jalan Sulawesi anda harus berbelok.Tak kurang dari seratus meter disebelah kanan anda akan mendapatkan jalan Ambon dan keberadaan plang PELTI menandakan anda sudah sampai ditujuan.

Dengan tempat parkir yang luas dan pepohonan yang rindang dijamin anda akan betah berlama-lama. Sejenak anda akan merasakan sejuknya suasana Kota Bandung disiang hari, jauh dari kebisingan. Sambil menikmati menu ikan laut yang kaya protein dan segelas juice, terasa rugi jika anda melewatkan.

Sop Ikan, Bumbu Rica
“Rasa sop ikan bawalnya selangit, lagi pula harganya gak bikin kantong cekak” begitu komentar Jojon (29) wisatawan asal Jakarta. Jojon kali ke dua datang ke Bandung untuk shoping di factory outlet sekaligus rindu menikmati sop ikan bawal pavoritnya di warung Yudi.

Benar saja, hanya merogoh uang Rp 15.000 s/d .20.000, anda sudah bisa menikmati sop ikan dengan kuah menyegarkan atau ikan bakar bumbu kecap, rica-rica dan lain sebagainya, sesuai dengan selera anda.

Berbeda dengan Agustina (26). PNS Kota Bandung ini termasuk penikmat ikan bakar bumbu rica-rica. Menurutnya, tiga kali dalam seminggu dia bersama rekan kerjanya sengaja menyempatkan untuk menyantap ikan bakar di warung Yudi.

“Saya ketagihan makan ikan bawal bumbu rica-rica, aduh enak sekali, apasih resepnya” seru Agustina, sambil menoleh kepada teman-temannya.

Resep
Menurut Ani istri pemilik warung, “sebetulnya resep agar ikan enak dimakan adalah ikannya harus betul-betul segar, karena ikan yang segar, dipasak dengan bumbu apa pun, pasti enak dimakan”. Ani membuka rahasia.

Ani menuturkan, dia benar-benar selektif dalam pemilihan kualitas ikan untuk dipasarkan di warungnya. Tak sulit baginya menentukan mana ikan yang segar dan mana ikan yang sudah tak segar.“dari insang saja, kita sudah bisa menentukan kualitas ikan” paparnya serius. (Fahmi T. Ridwan)


Selengkapnya...

16 Juni 2009

Kang Dada dan Lingkungan Hidup

Yuswari O.Adiwinata
Pemerhati Lingkungan Hidup

Tidaklah seorang pun menanam pohon, kecuali Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah (manfaat) yang dihasilkan oleh tanaman itu. (HR Ahmad).

Sejak Kota Bandung dipimpin oleh Walikota H. Dada Rosada peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional tidak pernah dilewatkan dan biasanya dirikuti dengan pelepasan burung dan penanaman pohon . Walikota Bandung memandang bahwa kepedulian pada lingkungan hidup tidak hanya bersifat simbolis semata. Karakter pribadi Walikota Bandung sangat kental dengan kecintaannya pada lingkungan hidup.

Bahkan muncul julukan “WAGIMAN” (walikota Gila Taman), sebagai buktinya beberapa taman yang tadinya SPBU telah dirubahnya menjadi taman yang asri, rindang dan tertata indah. Ia juga sudah banyak melontarkan slogan yang senantiasa disampaikan pada saat mengajak warganya untuk bergiat dan peduli pada lingkungan hidup. Dalam gerakan sejuta pohon antara lain mengatakan : "Mengajak dan menyuruh orang lain menanam pohon, merupakan amal saleh yang mendatangkan dua kali pahala yakni pahala menyuruh dan pahala orang yang disuruh" , ”Semangat Kota Bandung adalah tiada hari tanpa menanam pohon, tiada tanah kosong tanpa ditanami, dan tiada nasihat tanpa muatan pesan menanam pohon”, ”Tuang buahna, pelak sikina”,membuat sumur resapan, dan banyak lagi yang lainnya.


Ada hal yang ironis dan agak menggelikan di bulan ini yang juga bersamaan dengan Kampanye Pilpres 2009. Secara retorika pasti semua capres dan cawapres berbagai bentuk kampanyenya akan menunjukkan berbagai argumen kepedulian lngkungan. Demikian juga para tim sukses yang menjadi konseptor dan pengagas strategi kampanyenya.

Sejatinya para relawan dan tim sukses itu juga sudah mendapat pengarahan dan memahami arti kesadaran dan peduli lingkungan, karena sudah kerapkali di banyak media Walikota mengingatkan bahwa memasang atribut kampanye dengan menggunakan paku di pohon jelas-jelas bertentangan melanggar dan dipandang tidak pro lingkungan . Tentu jika hal ini masih terjadi akan kontraproduktif dengan kampanye Pilpres itu sendiri. Maksud hati meraih dukungan, apa daya jadinya warga menjadi antipasti.Walikota Bandung tiada pernah berhenti menganjurkan kepada masyarakat tiada hari tanpa menanam dan merawat pohon, namun ada kenyataan di lain pihak para relawan capes/cawapres , bahkan di dalamnya ada anggota DPRD yang mengatakan tidak tahu menahu bahwa para relawannya memasang atribut dengan merusak pohon dan kelestarian lingkungan.

Sungguh ironis. Teman saya sampai berkata : Isin pribados salaku warga kota, ningali anggota dewan aya keneh nu sikapna jiga kitu. Karenanya kita harus mengapresiasi dan mendukung jika Kang Dada yang selalu bersikap tegas kepada siapapun atau kepada kalangan manapun apabila ada warga yang tidak sadar dan tidak peduli lingkungan dengan merusak pohon di Kota Bandung.

Dalam kegiatan Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan) baru baru ini Walikota juga mengusulkan untuk mensyaratkan uji emisi terlebih dahulu untuk kendaraan yang akan memperpanjang STNK. Artinya betapa pentingnya emisi bersih di kota Bandung yang semakin hari semakin tinggi polusi udarnya. Car Free day yang dilaksanakan di jalan diponegoro,adalah sebuah gerakan yang harus kita dukung dan apresiasi dalam upaya mengkampanyekan emisi bersih di Kota Bandung. Tentu kita berharap bahwa gerakan ini tidak hanya sesaat dan simbolis semata.

Car Free Day harus berkelanjutan dan semakin meluas. Dari gerakan yang temporer menjadi permanen dari satu titik menjadi banyak titik. Dari tingginya penggunaan kendaraan bermotor menjadi semakin berkurang dan semakin tinggi penggunaan kendaraan bebas polusi dan perluasan serta penyediaan fasilitas pengendara sepeda dan pedestrian. Jika fenomena tersubut semakin berkembang dan kesadaran warga pada lingkungan hidup semakin tinggi, pada saat itu penerapan transportasi massal baik kereta api, monorail, maupun bus yang rendah emisi gas buangnya akan lebih mudah dan kondusif. Apalagi jika ditunjang dengan jenis kendaraan yang bebas polusi, pelayanannya baik dan nyaman, jalur trayeknya semakin banyak,

Melihat semua fenomena tersebut, ketika tahun ini Kota Bandung mendapat penghargaan Best Effort dari Kementrian Lingkungan Hidup, hendaknya dipahami bahwa Walikota bersama dengan seluruh komponen warga telah melakukan berbagai langkah kebijakan untuk membangun dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di kota kita tercinta ini.

Jika kota Bandung belum meraih Adipura tidak serta merta dapat diartikan kegagalan mengelola lingkungan hidup. Karena bagi kita keberhasilan sebuah kota dalam mengelola lingkungan hidup tidak cukup hanya diukur menggunakan paramater mendapatkan penghargaan Adipura,artinya bahwa Adipura bukanlah ukuran utama. Yang utama adalah sejauhmana masyarakat merasakan manfaat dari berbagai program lingkungan hidup yang telah digagas oleh Walikota bersama berbagai kelompok masyarakat, serta derajat kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas lingkungan dimana mereka beraktifitas sehari-hari.

Masyarakatlah yang secara langsung akan merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih, hijau, bebas polusi. Untuk itu untuk ke depan, KLH perlu mempertimbangkan bahwa yang tidak kalah pentingnya untuk dijadikan parameter penilaian adalah kinerja pengelolaan dan pelayanan lingkungan hidup dan derajat kesadaran masyarakat pada lingkungan hidup, tidak hanya menilai kondisi fisik semata yang hanya sekali atau dua kali observasi lapangan.

Dilemma Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup

Kita harus mengakui bahwa betapa kompleksnya mengelola lingkungan hisup di Kota Bandung. Betapa tidak. Warga yang tinggal dan mencari kehidupan di Kota Bandung bukan hanya penduduk Kota Bandung.Tentu sulit menentukan ukuran ideal rasio perbandingan antara jumlah petugas dan warganya, dalam memberikan pelayanan kepada warga di bidang lingkungan hidup. Daya dukung ekologis dan manajemen lingkungan hidup tidak lagi mamadai dengan kepadatan jumlah penduduk semakin tinggi yang bermukim dan beraktifitas di Kota Bandung, yang notabene masih banyak warga khusunya pendatang yang tingkat kepeduliannya masih rendah.

Sebagai contoh, disaat jam kerja, jumlah kendaraan yang berlalu lalang di Kota Bandung sangat padat, dari mulai kendaraan warga Kota Bandung sendiri, kendaraan-kendaraan besar yang mengangkut penumpang dan barang yang keluar masuk Kota Bandung, kendaraan dari kawasan di sekitar Kota Bandung dan dari luar Kota Bandung. Data dari hasil survey tahun 2006 beberapa titik padat lalu lintas di Kota Bandung tingkat pencemaran udara sudah melewati ambang batas.

Banyak dari kita belum menyadari bahwa pencemaran udara dapat memperlemah kemampuan intelegensia para pelajar. Problem lainnya yang akan menjadi tantangan Kota ke depan adalah sumberdaya air. Walikota sudah sejak beberapa tahun yang lalu tidak henti-hentinya mengajak warga membuat sumur resapan dan program menabung air. Kirany ke depan perlu ada penguatan kembali pentingnya mengelola secara bijak sumberdaya air.Lagi-lagi factor yang menjadi kendalanya adalah tingginya penggunaan air bawah tanah yang dalam waktu tidak lama akan semakin sulit dan langka diperoleh.

Lingkungan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi dan Budaya Lokal
Perbaikan kualitas lingkungan hidup dan pembangunan ekonomi selalu dikatikan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (Brundtland Report dari PBB, 1987) . Yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.

Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Merespons hal tersebut serta menerapkannya dalam kebijakan, Walikota Bandung telah mengalokasikan tanah seluas 4 hektar di kawasan Ujungberung untuk pengembangan seni budaya. Artinya Kang Dada sangat paham bagaimana mengaplikasikan konsep sustainable development dengan sinerji budaya dan lingkungan hidup. Memahami eratnya kaitan pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan/penguatan budaya local. Kultur Sunda sangat menjungjung tinggi kepedulian lingkungan.

Dalam kultur Sunda banyak pepatah “pamali” dalam mengelola alam. Berbagai hal yang tabu telah menjadi norma hukum yang mengikat warga, yang apabila dilanggar akan mendapat sanksi social atau mendatangkan bencana. Artinya warisan untuk anak cucu ke depan telah sejak lama oleh para karuhun kita menjadi pertimbangan utama dalam mengelola lingkungan hidup. Itu juga kiranya antara lain yang menjadi rujukan Kang Dada sebagai tokoh yang meletakkan budaya Sunda sebagai rujukan berbagai program dan kebijakannya, khususnya di bidang lingkungan .

Penutup
Akhirnya, Kendati persoalan dan dinamika lingkungan hidup tidak pernah akan berakhir pada masyarakat urban yang dinamis dan berkarakter kapitalistik (baca : mengedepankan kepentingan ekonomi semata), kita harus jujur dan objektif melihat pencapaian Kota BGandung dalam penerapan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam membangun kualitas lingkungan hidup.

Karena itu, seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sekaranglah saatnya terlibat aktif dalam memikirkan, merumuskan serta melakukan program-program aksi kepedulian lingkungan pada dunia yang sedang mengalami perubahan iklim dan pemanasan global ini. Setidak-tidaknya di sekitar tempat tinggalnya sendiri. Dari mulai gerakan penghijauan, menghemat dan menabung air, mengelola sampah melalui cara 3 R, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dan sebagainya. Kita yakin Insya Allah Kota Bandung akan nyaman, segar, asri dan segar kembali seperti beberapa dekade yang lalu apabila semua serentak bahu membahu membangun kemitraan bersinerji berlomba menunjukkan kepedulian dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Insya Allah pada gilirannya,kita dan generasi penerus kita yang akan dapat merasakan manfaatnya serta kelak anak cucu kita akan mengenang dan memberi penghargaan kepada para pahlawan peduli lingkungan, lebih dari sekedar Adipura. Semoga.

Selengkapnya...

Dada Rosada Bantah Ajak 21 DPC Parpol Pilih JK-Wiranto

00.34 by kangdada · 0 komentar
Label:

Avitia Nurmatari - detikBandung

Bandung - Terkait pernyataan dari salah satu Ketua DPC Parpol di Kota Bandung yang menyatakan pertemuan yang dilakukan Jumat (12/6/2009) dengan Wali Kota Bandung mengandung sinyal untuk mendukung salah satu pasangan calon dalam Pilpres, Dada Rosada dengan tegas membantahnya. Dada mengatakan dirinya tidak menyuruh para Ketua DPC yang datang untuk memilih JK-Wiranto.

"Saya tidak memaksa, saya membebaskan mereka memilih siapa saja. Mau SBY, Mega, terserah," ujar Dada yang ditemui usai sholat Jumat di Balai Kota, Jalan Wastu Kencana, Jumat (12/6/2009).

Namun Dada mengakui, ke-21 parpol yang datang padanya hari ini adalah partai yang mendukungnya saat Pilwalkot lalu. "Ya dulu mereka juga mendukung saya dalam pilwalkot kemarin," kata Dada. Dalam kesempatan itu, Dada juga menyebut target perolehan suara JK-Wiranto di Kota Bandung yaitu 63 persen.

Dari penuturan Dada, kedatangan para Ketua DPC Parpol di Bandung itu bermaksud membentuk KP3KB (Komite Pengawal Pelaksana Pembngunan Kota Bandung) yang peresmiannya baru akan dilakukan pada Senin, (22/6/2009) mendatang.

"KP3KB itu semacam pengawas pelaksanaan pembangunan lah," ucapnya.


Selengkapnya...

Perlu Bukti Dada Rosada Beri Sinyal Dukung JK-Win

00.29 by kangdada · 0 komentar
Label:

Ema Nur Arifah - detikBandung

Pertemuan Walikota Bandung Dada Rosada dengan ketua 21 DPC parpol Kota Bandung dinilai Ketua Panwaslu Jabar Mahi M Hikmat belum bisa dikatakan pelanggaran kampanye. Kalaupun dalam pertemuan tersebut Dada memberikan sinyalemen untuk memilih JK-Win itu perlu bukti.

"Perlu pembuktian yang cukup apakah beliau bertindak sebagai pejabat parpol atau pejabat daerah," ujar Mahi saat dihubungi detikbandung, Sabtu (13/6/2009). Menurut Mahi harus ada orang yang melpaorkan hal tersebut sekaligus menjadi saksi dan bawa bukti.


Sebelum ada laporan menurut Mahi akan sulit bagi Panwas untuk menyelidiki apalagi peristiwa sudah terjadi. "Kalau ada masyarakat yang tahu persis dan mau melapor ke panwas dengan bukti cukup, Panwas tidak akan segan untuk bertindak," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 21 Ketua DPC Partai Politik di Kota Bandung yang jumlah perolehan suaranya dalam Pileg lalu tidak mecapai 2,5 persen melakukan pertemuan dengan Walikota Bandung Dada Rosada, Jumat (12/6/2009). Dari pertemuan ini ada sinyalemen 21 parpol tersebut akan memberikan dukungan pada JK-Wiranto.

Selengkapnya...

Dada Usul Tingkat Emisi Jadi Syarat Buat SIM

00.18 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Avitia Nurmatari - detikBandung
Wali Kota Bandung Dada Rosada mengusulkan tingkat emisi kendaraan dijadikan salah satu syarat dalam pembuatan SIM. Namun usulan tersebut baru akan diterapkan jika sudah ada payung hukum berupa perda.

"Ini baru usul ke Kapolda Jabar tapi belum ada keputusan, karena belum ada payung hukum," kata Dada usai menghadiri acara peringatan Hari Lingkungan Hidup di Lapangan Tegallega, Senin (15/6/2009).

Karena belum ada payung hukumnya, Dada pun mendapat saran dari Mantan Kapolda Jabar Susno Duadji yang merupakan Kabareskrim Polri agar membuat perda. "Nanti dengan anggota dewan yang baru akan dibuat perdanya," kata Dada.

Dada menuturkan usul syarat uji emisi ini akan jadi prioritas di dewan untuk diolah menjadi perda. "Ya pasti jadi prioritas kan ini salah satu upaya untuk menjaga udara bersih, jadi harus diprioritaskan," ujarnya.

Sementara itu dalam acara peringatan Hari Lingkungan Hidup tersebut Dada memberikan 6 buah plakat kepada 6 SKPD di lingkungan Pemkot Bandung. Penghargaan tersebut diberikat pada SKPD yang gas buang kendaraan dinasnya rendah. Ke-6 SKPD tersebut adalah Bapeda, Kesra, Camat Cinambo, Camat Andir, Camat Mandala Jati, dan Pengelolaan Aset Daerah.

Selengkapnya...

Wali Kota Bandung Akui Kesulitan Penuhi RTH 30 Persen

00.16 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Avitia Nurmatari - detikBandung

Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan bahwa pencapaian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandung baru memenuhi 8 persen dari 30 persen. Target 30 persen tersebut sesuai dengan ketentuan jumlah RTH UU NO 26 Tahun 2007 tentang tata ruang.

Dada mengatakan bahwa Pemerintah Kota bandung akan terus berusaha untuk bisa mencapai target RTH. "Ya kita teruskan, Pasir Impun dan Cicabe ini kan bagian yang menambah kira-kira 9 hektar, terus di Sukajadi juga ada 1,5 hektar," kata Dada kepada wartawan saat ditemui usai menghadiri Peringatan Hari Lingkungan Hidup Kota Bandung di Tegalega.
Luas Kota Bandung sendiri sekitar 18 ribu hektar, jika target Kota Bandung untuk RTH sebesar 30 persen dari luas kota bandung, maka luas Ruang Terbuka Hijau yang harus tersedia adalah seluas 6.000 hektar.

Dada juga menyadari bahwa RTH di kota Bandung masih jauh dari target. "Ya memang ini masih jauh dari target, sekarang baru 8 persen, tapi kan 6.000 hektar itu luas, tidak mudah," kata Dada.

Untuk target RTH private, Pemkot sudah bekerjasama dengan beberapa pihak swasta dan masyarakat untuk menambah RTH privat. Salah satu upaya Pemerintah Kota untuk menambah RTH private adalah akan mewajibkan para warga yang memiliki lahan di pekarangan rumahnya untuk menanam minimal satu pohon. Jika tidak, maka Pemerintah Kota Bandung akan memberi sanksi berupa denda sebesar Rp 250 ribu.

Namun Pemerintah Kota belum memberikan keterangan pasti kapan akan diberlakukannya aturan tersebut.


Selengkapnya...

15 Juni 2009

BERSIH ITU SEHAT

23.53 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Pernahkan anda memperhatikan lingkungan disekitar anda?. Keberadaan tempat sampah, kebiasaan cuci tangan, keberadaan taman, sampai memperhatikan tingkah laku keluarga kita terhadap lingkungan.

Jangan anda kira semua yang saya sebut diatas adalah persoalan sepele. Itulah inti dari semua persoalan lingkungan yang sedang kita hadapi akhir-akhir ini. Salah satu penelitian di Inggris menyebutkan bahwa seseorang yang membiasakan hidup bersih dan memilki tanaman dilingkungan rumahnya - umumnya orang tersebut jarang terserang penyakit (penyakit ringan).

Dalam praktek sehari-hari kondisi lingkungan sekitar sangat mempengaruhi kualitas kesehatan masyarakatnya. Dengan kata lain semakin baik kualitas lingkungan, umumnya semakin baik pula kualitas kesehatan masyarakat, atau sebaliknya.

Persoalan lingkungan hidup selalu menjadi pusat perhatian, dari keluarga terkecil, pemerintah daerah/pusat sampai badan dunia (PBB), soal ini tidak habis-habisnya dibahas. Sebegitu penting soal lingkungan menjadi perhatian. Persoalannya, seberapa jauh proporsi masing-masing elemen dapat berperan dalam menjaga kualitas lingkungan.

Memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan adalah tanggungjawab bersama. Satu sisi warga berperan dalam menjaga lingkungan keluarga dan secara bersama pula menjaga lingkungan sekitar. Tapi di sisi lain pemerintah harus pula bertanggungjawab terhadap keberadaan infrastruktur dan suprastruktur lingkungan, seperti penyediaan TPS/TPA yang representativ, sarana pembuangan air kotor, penyuluhan dan perda yang mengatur lingkungan.

Dalam kontek Kota Bandung, terkait dengan penghargaan Adipura Best Effort, kita menyadari betapa pentingnya penghargaan tersebut. Semangat yang kita tangkap dari penghargaan tersebut adalah adanya upaya (kemauan) dari segenap elemen untuk terus memperbaiki kualitas lingkungan.

Bagi kita menjaga kebersihan lingkungan sekitar bukan berharap mendapat pengharagaan, tapi kewajiban demi menjaga kesehatan. Karena hidup sehat adalah segala-galanya. ADMIN



Selengkapnya...

DADA : PEDULI LINGKUNGAN KARENA DIGAJI

(Sariban Mendapat Penghargaan Lingkungan Hidup)
Oleh :(Fahmi T. Ridwan)

BANDUNG – pojokkangdada
Saya masih memberi toleransi pemasangan atribut capres-cawapres di Kota Bandung, meskipun pada kenyataanya sangat mengganggu keindahan, tapi saya menolak keras bila pemasangan atribut tersebut merusak lingkungan dengan memaku di pohon-pohon”. Demikian pernyataan Walikota Bandung H. Dada Rosada, pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup tingkat Kota Bandung di Taman Tegalega, Senin (15/6).

Dengan tegas Dada memerintahkan kepada warga untuk menurunkan baligo capres-cawapres yang secara sengaja dipasang dengan memaku dipohon-pohon. Dada juga meminta kepada tim sukses capres-cawapres untuk turut serta dalam menjaga lingkungan hidup di Kota Bandung.
Dada menilai bahwasannya dirinya atau para pejabat mungkin peduli kepada lingkungan dikarenakan diberi gaji, tapi ada orang yang tidak diberi gaji, tetapi dia tetap peduli terhadap kebersihan lingkungan, yaitu Pak Sariban. Kita harus malu pada Pak Sariban, tentu saja kita juga menaruh hormat. (Sariban adalah pensiunan, dia menghabiskan waktu luangnya dengan menyapu – membersihkan jalan dan fasilitas umum di Kota Bandung secara sukarela – pen)

Hadir pada kesempatan itu Wakil Walikota Bandung, Ayi Vivananda, Ketua DPRD Kota Bandung, H. Husni Muttaqien, Sekdakot , H. Edi Siswadi, Kepala BPLHD, Pejabat dilingkungan Pemkot, Unsur Muspida, Pengusaha, Akademisi, tokoh lingkungan dan para pelajar.

Rebut Kembali
Sementara itu Kepala BPLHD Kota Bandung Dandan, dalam sambutannya bertekad, untuk merebut kembali penghargaan bergengsi bidang lingkungan hidup tingkat nasional (Adipura) dari pemerintah pusat pada tahun 2010.

Sebagaimana kita ketahui, Jumat (5/6), Kota Bandung menerima penghargaan Adipura (Best Effort) dari kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Adipura (best effort) diberikan atas upaya terbaik memperbaiki kualitas lingkungan di 45 titik di Kota Bandung

Pada kesempatan yang sama Dada Rosada memberikan penghargaan kepada aparat pemerintahan dan elemen masyarakat yang dianggap peduli terhadap lingkungan di Kota Bandung. Salah seorang anggota masyarakat yang mendapat penghargaan adalah Sariban - tokoh lingkungan hidup.

Acara ditutup dengan menerbangkan burung dari berbagai jenis dan penanaman pohon dilingkungan Taman Tegalega. Kemudian Walikota dan rombongan bergegas menuju Kecamatan Cibiru untuk melakukan penghijauan.

Selengkapnya...

11 Juni 2009

Program Pramuka untuk Napi Lapas Banceuy

18.38 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Rabu, 10/06/2009
Avitia Nurmatari - detikBandung
Dada rosada 2
Bandung - Untuk memberikan kegiatan positif kepada narapidana, Lapas Banceuy kini kembali memiliki program pembinaan Pramuka. Penghuni Lapas Kelas II A banceuy yang berusia 20-25 tahun akan tergabung dalam kelompok Pramuka Gudep (Gugus Depan) Khusus 17019 yang baru saja dikukuhkan oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada di Lapas Banceuy, Rabu (10/6/2009).
Menurut Kepala Sub Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Banceuy Dendi Ruspendi, kegiatan Pramuka ini merupakan salah satu kegiatan pembinaan yang ada di Lapas Banceuy yang dikhususkan untuk usia muda. Dari data yang diperoleh, terdapat sebanyak 40 orang penghuni lapas muda yang mengikuti kegiatan Pramuka di lapas Banceuy.

"Jadi Lapas ini kan punya banyak program pembinaan, nah Pramuka ini salah satu program pembinaan khusus untuk usia muda," kata Dendi saat ditemui di lapangan Lapas Banceuy di Jalan Sukarno Hatta, Rabu (10/06/2009).

Ditambahkannya, setiap hari selasa disetiap minggu selama tiga jam, 40 napi muda yang dibagi menjadi empat sangga ini mengikuti latihan yang dibimbing langsung oleh pembina dari Lapas dan pembina gerakan Pramuka dari Kwartir Bojong Loa Kidul dan Kwarcab Kota Bandung. "Latihannya sesuai dengan program pramuka biasa, seperti baris-berbaris, pasang tenda, sandi morse, pokoknya sama dengan pramuka di luaran lah," ujar Dendi.

Dendi menjelaskan program ini sebetulnya sudah ada di Lapas Banceuy sejak tahun 1990, namun sempat vakum. "Ini sebenarnya bukan program baru, dulu sudah pernah ada tapi vakum. Dan sekarang saya siap maju untuk menjalankan program ini," tuturnya.


Selengkapnya...

Pemkot Siapkan 4 Hektar di Ujung Berung Untuk Sentra Seni

18.35 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Rabu, 10/06/2009
Avitia Nurmatari - detikBandung
Dada rosada

Bandung - Pemkot Bandung sediakan tanah seluas 4 hektar dari rencana 10 hektar untuk seniman dan budayawan di Kota Bandung untuk dijadikan padepokan seni atau sentra seni budaya. Tanah tersebut disediakan setelah beberapa waktu lalu Wali Kota didatangi seniman dan budayawan yang meminta tempat untuk tempat latihan, pertunjukan, pemasaran hasil produksi sebagai sentra seni budaya.
"Saya serahkan tanah itu pada budayawan dan seniman. Terserah mau diapakan," ujar Wali Kota Bandung Dada Rosada, usai menghadiri acara TB Day di Lapas Banceuy, Jalan Soekarno Hatta, Rabu (10/6/2009).

Disebutkan Dada, tanah seluas 4 hektar itu berada di kawasan Bandung Timur tepatnya di daerah Cilengkrang, Ujung Berung. Tanah yang diberikan kepada seniman dan budayawan itu menurutnya adalah salah satu upaya untuk menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Budaya.

Selengkapnya...

09 Juni 2009

”Intellectual Capital” dalam Pendidikan

oleh Yuswari Djemat

Ujian Nasional (UN) baru saja diselenggarakan. Berbagai persoalan muncul, baik sebelum penyelenggaraan maupun pada saat ujian tersebut berlangsung.

Bagi murid, ini sebuah percaturan hidup. Sedangkan bagi guru merupakan sebuah kegusaran. Guru ideal akan memandang UN sebagai tantangan untuk menilai keberhasilannya mentrasfer ilmu pada anak didik.


Keberhasilan anak didik menembus standard UN adalah prestasi di tengah menurunnya fighting spirit para siswa. Tidak gampang membuat seorang siswa menjadi berminat menekuni pelajaran di tengah-tengah lingkungan yang sangat mendistorsi semangat belajarnya.

Bagi guru yang idealismenya bisa ditakar dengan materi dan lebih memandang tugas mengajar sebagai tempat mencari nafkah semata kelulusan dalam anak didik UN adalah pemoles ketidakmampuan mereka dalam mengemban tugas sebagai tenaga pendidik yang profesional.

Oleh karena itu, kelulusan menjadi penting untuk menjustifikasi keberadaan mereka sebagai guru yang dalam prakteknya lebih pantas disapa sebagai pedagang atau bahkan ‘’pelacur intelektual”.

Di daerah, bupati dan wali kota menangani pembangunan pendidikan sebagai proyek penanaman padi yang ingin dapat dipanen dalam waktu singkat. Padahal benefit investasi pendidikan membutuhkan waktu panjang untuk dapat dirasakan kenikmatannya.

Anggaran pendidikan dengan kuota 20 persen sebagaimana diamanatkan undang-undang memang sudah banyak yang mencapainya. Namun, bila dilihat secara jernih dari substansi anggaran maka kekonyolan pembangunan pendidikan di daerah terasa sangat signifikan.

Banyak gedung sekolah dibangun, tetapi murid, guru dan operasional sekolahnya tidak memadai. Pembangunan fisik gedung hanyalah akal-akalan untuk membuat proyek demi kepentingan penguasa belaka.

Lebih memprihatinkan lagi, berbagai daerah membangun apa yang mereka istilahkan sebagai Sekolah Unggul, Sekolah Plus, atau Sekolah Cerdas. Ratusan miliar dana dialokasikan untuk itu.

Akibatnya terjadi ketimpangan dalam penikmat sumber daya pendidikan, di mana ratusan sekolah lainnya kehilangan kesempatan untuk memperoleh sumber daya yang memadai bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang berkualitas.

Model pemberdayaan institusi pendidikan tidak dapat diletakkan hanya dengan menempatkan sekolah sebagai subjek. Anak didik adalah faktor utama karena pembangunan tidak ditujukan pada wilayah ataupun fisik.

Pembangunan adalah upaya memperbaiki kehidupan manusia dan untuk itulah baru wilayah dan berbagai kebutuhan dalam lingkungan fisiknya perlu dipenuhi sesuai dengan proses perbaikan mutu manusia itu.

Sangat disayangkan jika proses pembangunan justru terlepas dari proses perubahan manusia dari ketiadaan dan ketertinggalannya menuju keberadaan hakiki sebagai manusia yang berdaya saing dengan moral yang teruji.

Dalam perspektif pembangunan disebut sebagai masyarakat madani. Memasukkan kepentingan politik sesaat dan mengedepankan keuntungan pribadi dan kroni dalam memajukan pendidikan di daerah adalah upaya nyata menciptakan generasi tanpa gengsi, tanpa keunggulan dan pada akhirnya bakal tertinggal di percaturan kehidupan.

Kemampuan memenangkan persaingan tidak bisa hanya berdasarkan pada kepemilikan aset fisik semata. Pengakuan terhadap intelektualitas manusia sebagai sumber daya yang paling berharga tidak dapat dipungkiri.

Untuk mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang kian maju, maka kemampuan memanfaatkan intellectual capital merupakan hal yang utama. Pendidikan haruslah mampu menciptakan sumber daya manusia dengan intelektual yang baik.

Kemampuan memanfaatkan modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki suatu daerah adalah suatu jalan mencapai kesejahteraan, atau dengan kata lain mencapai keunggulan bersaing. Melalui intellectual capital yang bersumber dari manusia, suatu daerah dapat memformulasikan competitive strategic melalui inovasi dan penciptaan nilai karena pengetahuan (knowledge) akan menjadi lebih penting dibandingkan dengan sumberdaya keuangan dan sumberdaya fisik lainnya.

Chalarce Totanan dalam tulisannya yang berjudul Peranan ”Intellectual Capital” dalam Penciptaan Nilai untuk Keunggulan Bersaing, menyatakan bahwa manusia yang berbeda dalam mengelola aset yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda. Dengan kata lain, intelektual manusia mempunyai pengaruh besar dalam memberi nilai dan keunggulan suatu daerah.

Untuk dapat memperoleh semakin banyak manusia dengan intelektual yang mumpuni dan mampu menciptakan nilai dan keunggulan bersaing yang tinggi tentu tidak mungkin dilakukan dengan memusatkan sumberdaya pendidikan pada satu sekolah semata dengan slogan apa pun namanya.

Hal itu hanyalah akan menciptakan disparitas dalam proses pendidikan di suatu wilayah dan memperkecil jumlah penikmat sumber daya pendidikan yang pada akhirnya mempersempit out put yang mampu mendatangkan benefit pendidikan.

Badai dan kemaruk suatu wilayah dilindas perubahan zaman yang cepat akan terasa di masa depan bila suatu wilayah tidak berpandang pada keunggulan bersaing yang berpuncak pada kemampuan memanfaatkan intellectual capital yang komprehensif.

Meskin investasi dan perhatian terhadap intellectual capital tidak dapat dipanen dalam waktu singkat karena berbentuk intangible asset dan sulit memprediksi mamfaat serta balas jasanya namun sudah dapat dipastikan bahwa masa depan suatu daerah akan sangat tergantung pada kemampuan memenejnya.

Semakin besar dan luas cakupan intellectual capital semakin unggul pula suatu daerah dalam pencaturan persaingan dan keberhasilan proses pembangunannya.

Untuk itu, sangat mustahak sifatnya memperbesar anggaran pendidikan dan pemerataannya yang diarahkan secara komprehensif pada perbaikan mutu manusia melalui proses dan sumber daya pendidikan.

Ketimpangan struktural dan spasial dalam alokasi investasi pendidikan dapat melahirkan substansi program perbaikan kualitas pendidikan yang tidak mengena pada upaya memperbaiki kapabilitas dan keterandalan anak didik.

Ketimpangan akan makin menganga dan bahkan bisa memperbesar jumlah generasi yang kehilangan peluang untuk memenangkan persaingan. Waspadalah! Wapadalah !***

Selengkapnya...

Kota Bandung Raih Penghargaan Adipura 2009 (Best Effort) Kota Metropolitan

14.46 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Jum'at, 05 Juni 2009
Sumber Badan Komunikasi dan Informatika.
Upaya sungguh-sungguh warga dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membangun lingkungan hidup bersih, teduh dan nyaman, menuai hasil membanggakan. Kota Bandung mampu meraih piagam penghargaan Adipura 2009 Best Effort untuk kategori metropolitan dan SMP Negeri 7 Bandung meraih anugerah Adiwiyata sebagai sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup 3 tahun berturut-turut.

Penghargaaan Adipura diterima Wali Kota Bandung, H Dada Rosada dan Adiwiyata diterima Kepala SMP Negeri 7 Bandung, Nandi Supriyadi. Diserahkan Menteri Lingkungan Hidup RI, Rachmat Witoelar pada puncak acara peringatan hari lingkungan hidup 2009 tingkat nasional, di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (5/6/09).

Meski hanya meraih piagam penghargaan, Dada tetap bersyukur dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, sehingga Kota Bandung memenuhi skala nilai Adipura baik dan mendapat piagam penghargaan Adipura "Saya bersyukur mendapatkan piagam ini, meski belum mencapai raihan tertinggi. Penghargaan ini adalah bentuk apresiasi atas upaya keras yang kita lakukan selama ini. Mudah-mudahan menjadi dorongan lebih baik lagi bagi kita, berupaya lebih keras lagi. Kalau bisa kita harus meningkatkan pencapaiannya sehingga tahun depan bias meraih Piala Adipura," harap Dada.

Dada juga menyatakan, kondisi lingkungan yang tertib, bersih, dan indah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Penghargaan yang diterima, merupakan hasil dari upaya bersama pemerintah dan masyarakat dalam. "Ada ataupun tidak ada penilaian, Kota Bandung harus tertib, bersih dan indah. Kita sudah sangat butuh kota yang tertib, bersih dan nyaman," tandas Dada.

Dada bertekad, selain lebih memantapkan 5 gerakan lingkungan hidup, yaitu gerakan penghijauan sejuta pohon, Cikapundung bersih, sejuta bunga untuk Bandung, udara bersih dan gerakan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pengawasan Pohon (GP4LH), akan menuntaskan persoalan sampah secara bertahap dengan mewujudkan PLTSa yang dipadukan dengan pola 3R (reduce, reuse, recycle).

Hal lain yang membanggakan Dada mengungkapkan, dari 7 point Deklarasi Kalpataru yaitu point ke 6, materi lingkungan hidup diusulkan sebagai bagian kurikulum pendidikan. "Ini yang jadi kebanggaan kita. Karena gagasan menjadikan lingkungan hidup sebagai muatan local yang telah kita laksanakan sejak 2006, sekarang menjadi desakan para penerima Kalpataru kepada pemerintah pusat," ujarnya.

Nandi Suryadi menuturkan, Adiwiyata bagi SMP Negeri 7 Bandung merupakan yang ketiga kalinya dari 3 tahun berturut. Keberhasilan ini dikatakannya, karena eksistensi Wali Kota Bandung dalam pembangunan lingkungan hidup, menjadikannya sebagai muatan local (mulok) kurikulum pendidikan disemua jenjang sekolah. "Saya juga kaget sekaligus bangga mendengarkan materi dari Deklarasi Kalpataru, bahwa di KLH baru akan diberlakukan di sekolah. Sedangkan di kota Bandung sudah menjadi keputusan wali kota dua tahun lalu. Muatan local pendidikan lingkungan hidup sudah menjadi wajib di pendidikan TK, SD, SLTP dan SLTA," ujarnya.

"SMP Negeri 7 Bandung saat ini telah ditunjuk Kepala BPLH menjadi Pembina 13 sekolah binaan-binaan. Dari hasil binaan ini, kita harapkan di tahun depan muncul sekolah sekolah berprestasi. Adiwiyata ini tidak hanya SMP saja tapi juga harus muncul baik SD, SMA atau SMK nya," imbuh Nandi.

Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Dandan Riza Wardhana berharap, pada 2010 beretepatan dengan 2 abad usia Kota Bandung, Piala Adipura bias diraih. Upaya yang telah dilakukan saat ini, dikatakannya menjadi modal penting dalam mencapai keinginan meraih Piala Adipura. "Dari 45 titik pantau penilaian tahun ini, hanya kawasan pasar tradisional yang masih menjadi titik lemah. Dan kita akan berupaya memperbaikinya termasuk juga membenahi titik-titik pantau lainnya," tutur Dandan.

Menteri Lingkungan Hidup, Rahmat Witoelar berharap, penghargaan Adipura jangan dijadikan perlombaan semata. Tetapi harus dimaknai sebagai upaya bagaimana setiap daerah berusaha menjaga kelangsungan hidup lingkungannya. Indonesia dikatannya memiliki posisi yang bagus dan sangat berperan besar dalam menyelamatkan bumi dari perubahan iklim. Setiap daerah di Indonesia harus ikut berperan dalam menjaga lingkungannya.

Program Adipura sejak KLH memulainya kembali 2002 untuk mengevaluasi pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau (RTH) pengendalian pencemaran air dan fasilitas public kawasa perkotaan, serta intensitas Undang Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, menurutnya telah memberikan pengaruh signifikan pada peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan hidup. Banyak kota yang menjadi lebih bersih, teduh dan nyaman dari sebelumnya.

Peserta Adipura dikatakannya setiap tahun terus meningkat. Di 2008/2009 sekarang terdapat 375 kabupaten/kota yang dipantau dan dinilai, terinci 14 kota metropolitan, 12 kota besar, 74 kota kecil dan 275 kota kecil. Jumlah kota penerima penghargaan meningkat menjadi 126 dari sebelumnya 94 kota. Penghargaan Adipura diberikan, didasarkan pemantauan dan evaluasi bagi kabupaten atau kota yang memenuhi skala nilai Adipura baik yaitu 71. Sedangkan Anugerah atau piala Adipura diberikan bagi kab/kota yang mencapai skor nilai 73 keatas. (www.bandung.go.id)

Selengkapnya...

ADIPURA BUKAN SEGALA-GALANYA

Kota Bandung terima penghargaan Adipura (Best Effort) dari kementrian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Penghargaan tersebut diterima Walikota Bandung H. Dada Rosada di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (5/6), diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witular. Adipura (best effort) diberikan atas upaya terbaik memperbaiki kualitas lingkungan di 45 titik di Kota Bandung.

Bagi warga kota penghargaan tersebut terasa menggembirakan. Bukan tanpa sebab, setelah Kota Bandung didera persoalan sampah beberapa tahun yang lalu. penghargaan ini bagaikan oase ditengah padang pasir.

Kini warga Kota Bandung mulai bangkit, membenahi berbagai kekurangan dalam memperbaiki kebersihan dan kualitas lingkungan. Prestasi ini patut kita apresiasi sebagai wujud kepedulian atas usaha kita bersama. Menurut Dada Rosada, tanpa ada peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan dan partisipasi dalam pembangunan mustahil Adipura ((best Effort) bisa diraih

Dalam penilaian tersebut, Kota Bandung masuk dalam kategori kota metropolitan, disandingkan dengan kota – kota besar di Indonesia, diantaranya Kota Jakarta , Surabaya, Palembang dan Semarang. Kota-kota tersebut diatas adalah peraih Adipura sebagai kota yang bisa menjaga kualitas lingkungan.

Penghargaan ini patut disyukuri, mengingat kompleknya persoalan lingkungan hidup di Kota Bandung. Sebagai kota yang mengalami pertumbuhuhan pesat, Kota Bandung menjelma menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, pendidikan dan riset terkemuka di Jawa Barat bahkan di Indonesia.

Hal tersebut membuat Kota Bandung menjadi salah satu pusat urbanisasi dari daerah-daerah satelitnya, seperti Garut, Tasikmalaya, Kab. Bandung, Subang, Dll, bahkan dari luar provinsi. Serbuan pendatang ini menambah persoalan baru dalam rumitnya penataan kependudukan dan penyediaan layanan di berbagai sektor terutama di sektor penyediaan lahan perumahan.

Disamping itu, masih lemahnya kesadaran warga kota dalam menjaga kualitas lingkungan membuat penanganan lingkungan hidup di Kota Bandung tidak bisa dianggap mudah. Gerakan kebersihan lingkungan sudah sering kita dengar digelar di Kota Bandung, dimulai dari tingkat RW sampai tingkat Kota tak henti-hentinya di kampanyekan.

Slogan-slogan untuk menjaga kebersihan lingkungan di berbagai lokasi kantor pemerintahan, pasar, bantaran sungai, sekolah, terminal dan tempat strategis lainnya, sudah banyak kita lihat. Namun demikian, penanganan kebersihan tidak cukup hanya di slogan tapi harus dimulai dari kesadaran masyarakat akan pentingya hidup sehat dan bersih.

Budaya hidup bersih harus tumbuh dari sebuah kebutuhan, karena dengan hidup bersih berarti kita sudah mengamalkan nilai-nilai keimanan sekaligus membuat kita terjaga dari berbagai macam penyakit yang merugikan. Bukankankah kebersihan itu sebagai bagian dari pada iman.

Membandingkan Kota Bandung yang mendapat Adipura (Best Effort) dengan kota-kota lainnya yang mendapat Adipura terasa kurang proporsional. Disamping adanya perbedaan kategori – Metropolita, Kota Besar, Kota Kecil, juga adanya perbedaan persoalan lingkungan yang dihadapi di tiap-tiap kota.

Merujuk pada persoalan tingginya urabanisasi, PKL, dan masih rendahnya kesadaran hidup bersih membuat penanganan lingkungan hidup di Kota Bandung memerlukan penanganan ekstra.

Kedepan meraih Adipura bagi Kota Bandung bukanlah mimpi, jika semua kalangan terlibat dalam penanganan lingkungan. Kesadaran yang tumbuh, diapresiasi dengan menyabet best effort adalah bukti, bahwa warga kota serius dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Kita harus merubah pola fikir bahwa persoalan lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan adalah semata tanggungjawab pemerintah, sementara kita tidak berbuat apa-apa.

Mulailah dari diri sendiri kemudian lakukan bersama-sama, ajak kalangan masyarakat lain, para pemangku kebijakan tak terkecuali, untuk merawat Kota Bandung dengan menjaga lingkungan dan membudayakan hidup bersih, ingat ! Adipura bukan segala-galanya, tapi hidup sehat dan bersih adalah impian kita semua. ALL
Selengkapnya...

07 Juni 2009

LANGKAH PENANGGULANGAN KEMACETAN LALULINTAS DI KOTA BANDUNG

BANDUNG, 6 Juni 2009.
Menurut informasi, Kota Bandung baru mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan sekitar 10 persen, dari kebutuhan idealnya sekitar 30 persen. Faktanya pertumbuhan jumlah kendaran tiap tahun mengalami trend peningkatan, sementara pertumbuhan jalan relatif stagnan. Hal tersebut membuat kemacetan lalulintas di Kota Bandung tidak bisa dihindari.

Dengan kondisi eksisting perkotaan yang sudah tertata sedemikian rupa penyelesaian atau jalan keluar dengan membuat jalan baru atau memperlebar jalan yang sudah ada tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Disamping persoalan pendanaan yang bisa menguras APBD, juga faktor gejolak sosial tidak bisa dianggap enteng akibat ekees pembebasan tanah..

Membangun atau memperlebar jalan secara pragmatis kelihatannya bisa menyelesaikan kemacetan lalulintas secara cepat, tetapi mengingat besarnya anggaran yang harus dikeluarkan ditambah konflik akibat pembebasan tanah penduduk, bisa menjadi persoalan tersendiri. Sehingga alih-alih mau menyelesaikan kemacetan lalulintas, malah kita dihadapkan dengan persoalan baru yang tambah rumit.

Pendekatan lain dengan cara mengerem pertumbuhan kendaran melalui aturan pembatasan usia kendaraan bisa saja dilakukan dan konsekwensinya pemerintah harus menyediakan moda transportasi yang murah dan efisien bagi masyarakat. Jika konsekwensi ini tidak terpenuhi jangan harap persoalan transportasi bisa diselesaikan.

Bagi masyarakat, yang menjadi mainstream persoalan trasnportasi di Kota Bandung adalah kemacetan. Tak bisa dihindari, faktor tersebut menjadi salah satu penyebab utama keluhan terbesar warga kota. Dalam kurun 5 tahun terakhir kemacetan sudah menjadi hal yang biasa kita temui di Kota Bandung. Para pengambil kebijakan seolah angkat tangan dalam menangani persoalan kemacetan tersebut, terbukti sampai hari ini usaha maksimal dalam menanggulangi kemacetan lalulintas cenderung tidak pernah tuntas-tuntas.

JANGAN SALING TUDING

Daripada mengutuk kegelapan lebih baik segera menyalakan lilin. Pepatah ini tepat, sekaligus menasehati kita agar secara konsisten menyelesaikan persoalan kemacetan laulintas tanpa harus menuding-nuding siapa yang salah. Kita harus berani menyepakati bahwa semua persoalan sesungguhnya jawabannya ada pada diri kita sendiri.

Dalam penyelesaian persoalan kemacetan lalulintas kita harus menggunakan cara ‘step by step’, langkah demi langkah dalam menyelesaikannya. Kita harus memiliki daftar prioritas mana persoalan yang paling mudah untuk didahulukan, jika tidak demikian kita khawatir bahwa kemacetan lalulintas hanya menjadi persoalan yang tidak akan pernah selesai.

MULAILAH DARI YANG MUDAH

Langkah awal adalah dengan membenahi aturan main/tata tertib dalam berkendaraan dan secara parallel dengan penenerapan ‘low inforcment’ yang konsisten, artinya etika berkendaraan harus menjadi kata kunci dalam menyelesaikan persoalan secara holistic yang ditunjang dengan penegakan hukum yang tegas.

Masih rendahnya perilaku/budaya berkendaraan yang baik, disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan. Seperti tidak mengindahkan rambu-rambu lalulintas, parkir yang tidak pada tempatnya harus ditindak. Masyarakat pengguna jalan harus membiasakan diri mentaati aturan lalulintas, jika mau menanggulangi kemacetan.

Sopir angkot yang seenaknya menaikan dan menurunkan penumpang, perlu juga di perhatikan untuk diberi sangsi. Selanjutnya penyelesaian meningkat kepada pengaturan penggunaan jalan. Secara konsisten pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan harus memantau sejaumana efektifitas dari keberadaan rambu-rambu dan penggunaan jalan terkait dengan mengurai persoalan kemacetan. Karena persoalan kemacetan bisa jadi diakibatkan oleh ‘mismanagemen’ penggunaan jalan dan ketidakberadaan rambu-rambu lalulintas yang memadai.

Secara tersendiri moda trasporatasi yang ada perlu di benahi keberadanya, mengingat salah satu penyumbang kemacetan lalulintas di Kota Bandung adalah terletak pada kesalahan managemen terutama dalam pengaturan trayek angkutan kota dan tidak konsiten dalam hal jumlah angkot dalam satu trayek.

Saatnya penambahan trayek dan kebutuhan kendaraan angkutan kota harus berdasarkan kajian yang mendalam, sehingga rasionalisasi jumlah kendaraan sebanding dengan jumlah calon penumpang.

Penambahan jumlah angkutan tanpa melihat kebutuhan masyarakat mengakibatkan para sopir berlomba-lomba mencari muatan karena dikejar setoran. Bahayanya hal tersebut dilakukan tanpa memperdulikan rambu-rambu lalulintas yang pada akhirnya membahayakan penumpang dan pengguna jalan lain.


KEBIJAKAN TATA RUANG
Tak kalah penting adalah kosistensi pemerintah kota terkait dengan aturan tata ruang. Seperti, beralih fungsi kawasan hunian menjadi kawasan bisnis, perlu diawasi secara ketat, karena dalam banyak kasus beralih fungsi sebuah kawasan yang kondisi eksisting sudah terbangun tanpa perencanaan yang matang bisa menjadi penyebab kemacetan

Pemerintah kota juga dalam perencaan tata ruang harus mengacu kepada kebutuhan infrastruktur jalan untuk jangka waktu yang lama dan disesuaikan dengan perencanaan pertumbuhan penduduk di suatu kawasan tersebut.

Jika langkah langkah tersebut bisa diterapkan secara konsisten, saya kira persoalan kemacetan lalulintas di Kota Bandung bisa diatasi sedikit-demi sedikit. Mulailah dengan hal yang mudah, karena bila memulai dari persoalan yang sulit pasti persoalan akan lama terjawab.

Dengan memulai menyelesaikan persolan yang mudah berarti kita sudah melangkah untuk menjawab persoalan yang sulit. Begitupun menyelesaikan kemacetan lalulintas di Kota Bandung. Bijaklah! memulai mambenahi dari yang mudah dulu. (Aep Alamsyah)

Selengkapnya...

04 Juni 2009

Bidang Lingkungan

02.50 by kangdada · 0 komentar
Label:

Targetnya ”Bandung Hijau 2006”

Berdasarkan rencana strategis Kota Bandung pada tahun 2006, harus tercipta kota Bandung yang hijau dimana salah satunya populasi pohon pelindung dan produkif bertambah, serta ruang terbuka hijau mencapai angka 10% dari luas wilayah kota Bandung.

I. Strategi

Untuk mewujudkan misi kota Bandung, maka diperlukan strategi dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan penataan kota sehingga upaya-upaya perluasan dan pemerataan pelayanan prasarana dan sarana kota serta pengembangan aktivitas kota yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan segera terwujud.

II. Program dan Kegiatan

Dalam mencanangkan lingkungan hidup, Pemerintah Kota Bandung telah membuat program ”Bandung Hijau 2006”, prioritas program ini meliputi 5 Gerakan Lingkungan Hidup terdiri dari:

+ Gerakan Cikapundung Bersih
+ Gerakan Penghijauan Kota dan Hemat serta Menabung Air (Sumur resapan)
+ Gerakan Udara Bersih
+ Gerakan Sejuta Bunga Untuk Bandung (GSBUB);dan
+ Gerakan Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan Pengawasan Lingkungan Hidup (GP4LH)


Pelaksanaan Bandung Hijau 2006 ditandai dengan pecapaian indikator kinerja sebagai berikut:

1. Meningkatnya luas lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang sebelumnya hanya 1,52% menjadi 7,86% dari luas wilayah Kota Bandung pada tahun 2006’
2. Meningkatnya penanaman pohon produktif dan pelindung dari 850.916 pohon menjadi 1.005.509 pohon dari target 1 juta pohon pada waktu tahun 2006.
3. Meningkatnya partisipasi swasta dalam pemeliharaan taman, yaitu dari 50 taman menjadi 55 taman pada tahun 2006.
4. Meningkatnya partisipasi dalam pembuatan sumur resapan dari 7.365 buah menjadi 10.292 buah pada tahun 2006.
5. Meningkatnya upaya pengendalian kualitas udara melalui pelaksanaan uji kualitas udara ambien, dari 16 titik menjadi 48 titik pada tahun 2006.
6. Meningkatnya partisipasi masyarakat pada Gerakan Cikapundung Bersih, dari 2 kali menjadi 5 kali pada tahun 2006.

Berdasarkan pencapaian indikator kinerja tersebut, walaupun secara kualitatif maupun kuantitatif program Bandung Hijau 2006 telah dapat dicapai, namun upaya penanganan dan pengendalian masalah lingkungan hidup terus dilakukan.

Selengkapnya...

Bidang Agama

02.48 by kangdada · 0 komentar
Label:

Targetnya ”Bandung Kota Agamis 2008”
I. Strategi

Untuk dapat mencapai Bandung Kota Agamis, strategi kebijaksanaan Pemerintah Kota Bandung di arahkan pada upaya-upaya untuk :

* Mengembangkan dan meningkatkan kejasama dengan Organisasi Kemasyarakatan Islam dalam upaya peningkatan pencapaian sarana prasarana/keagamaan;
* Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana keagamaan;
* Mengambangkan dan meningkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi Islam;
* Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengembangan keagamaan melalui program "Badan Amil Zakat"
* Meningkatkan sinergitas pembinaan keagamaan secara berkesinambungan melalui forum-forum antar dan inter keagamaan (FSAUB, FKPP dan Forum lainnya).

II. Program dan Kegiatan

Mempunyai target pencapaian sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah tahun 2008.
2. Juara Umum MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2007.
3. Peningkatan manajemen pengelolaan sarana peribadatan.
4. Pelatihan manajemen qolbu (MQ)bagi aparat pemerintah daerah.
5. Membangun komitmen kebersamaan organisasi kemasyarakatan agama dalam mewujudkan Bandung Kota Agamis.
6. Pekan olahraga pondok pasantren
7. Peningkatan pengelolaan Bazis.

Kerukunan Umat Beragama

Membina umat beragama adalah bagian penting dalam upaya menciptakan sosial religius. Apalagi Kota Bandung yang heterogen dengan banyaknya umat yang memeluk agama yang berbeda. Hal ini perlu adanya upaya untuk mengarah kepada kerukunan umat beragama di Kota Bandung adalah menjadi skala prioritas. Dan sampai saat ini dikalangan umat yang berbeda agama tidak terjadi pada hal-hal yang mengarah pada perpecahan umat, bahkan cenderung dan dirasakan sangat kondusif. hal ini terjadi disebabkan jauh-jauh hari sebelumnya Pemerintah Kota Bandung telah mengantisipasi yakni dengan membentuk :
a. Forum Komunikasi Pondok Pasantren (FKPP)
b. Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB)

Dengan terbentuknya lembaga ini diharapkan, apabila ada permasalahan baik internal umat atau eksternal antar umat beragama selalu diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat melalui kedua lembaga.

Sarana dan Prasarana Kegiatan Keagamaan


Dengan terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan, belum ditambah lagi dengan adanya musibah bencana alam dimana-mana walaupun tidak terjadi di Kota Bandung, namun imbasnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dipedesaan maupun di perkotaan termasuk di Kota Bandung.

Bagi masyarakat Kota Bandung, sekalipun bencana itu bukan terjadi di daerahnya, namun sebagai sesama bangsa yang beragama, tanpa memandang ras, suku bangsa dan agama ikut prihatin dengan menghimpun dana dari para donatur-donatur individu, kelompok masa, dan juga kelompoklembaga keagamaan sebab dengan sarana dan prasarana umat beragama ini, akan banyak membantu mereka yang terkena bencana.

Berulang kali Pemerintah Kota Bandung menyalurkan dana. bahkan diluar itu, Pembangunan mental dan spiritual serta fisik material pun terus dilakukan sepanjang permohonan itu dapat diterima dan juga tersedia dananya.Hingga pertengahan tahun 2007 ini, telah tercatat lebih dari 700 buah proposal yang diajukan sebagian kelompok umat beragama yang butuh bantuan untuk pembangunan sarana dan prasarana. namun sayangnya, kemampuan Pemerintah Kota Bandung sangat terbatas dan sampai saat ini masih kurang lebih 350 proposal belum dapat diselesaikan. belum lagi kegiatan-kegiatan hari-hari besar Islam seperti Muludan, Isra Mi'raj, Kagiatan Ramadhan, seminar, dialog, kagiatan Majelis Ta'lim dan kegiatan sosial lainnya. Hal ini mendapat perhatian kita bersama.

Pemberantasan Buta Huruf Alquran
Masih rendahnya kemampuan baca tulis Alquran mulai tingkat taman kanak-kanak (TK). sekolah dasar (SD), sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), membuat Pemerintah Kota Bandug pun harus segera melakukan upaya pembaerantasan buta huruf Alqur'an ini.

Upaya ini dilakukan dengan melakukan kerjasama yang intensif antara lembaga pendifikan baik fomal maupun informal dengan lembaga keagamaan seperti Majelis Ta'lim, DKM, TPA/TKA, madrasah diniyah, tsanawiyah dan aliyah, baik negeri maupun swasta untuk memberantas buta huruf Alqur'an.

Selengkapnya...

Bidang Seni Budaya

02.46 by kangdada · 0 komentar
Label:

Targetnya ”Bandung Kota Seni 2006”

Hal yang tidak dapat disangkal bahwa Kota Bandung menjadi pusat seni budaya, khususnya budaya Sunda. Beberapa tempat untuk melestarikan budaya seni ini banyak terdapat di Kota Bandung.
I. Strategi

Untuk mencapai Bandung Kota seni Budaya 2008, perlu dilakukan strategi-strategi kegiatan :

* Pengembangan kreativitas seniman dan budayawan dalam berapresiasi tahun 2008
* Revitalisasi lapangan Tegallega sebagai seni dan budaya tahun 2008
* Pengembangan pagelaran seni dan budaya di sentra-sentra pariwisata
* Pengembangan kegiatan apresiasi seni dan budaya sunda kepada siswa sekolah dasar.
* Pembangunan database peninggalan-peninggalan bersejarah di Kota Bandung.

II. Program dan Kegiatan

Melalui kegiatan tersebut diharapakan kearifan lokal yang melekat pada seni badaya dan senantiasa terpelihara dan dikembangkan ditengah masyarakat, sehingga terwujud nilai-nilai sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi serta berhati nurani.

III. Sarana dan Prasarana

Beberapa sarana dan prasarana bagi pekestarian seni budaya yang dimiliki Kota Bandung diantaranya adalah:

* Gedung Kesenian Rumentang Siang
* Gedung AACC di Jln Braga
* Gedung Yayasan Pusat Kebudyaan Jln. Naripan.
* Gedung Pertunjukan Terbuka di Dago.

Jumlah ini belum termasuk gedung-gedung lainnya baik yang dikelola oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat maupun oleh Pemerintah Kota Bandung, termasuk oleh swasta.

IV. Potensi Seni Budaya

Potensi seni dan budaya Kota Bandung salah satunya ditunjukan dengan jumlah sanggar dan lingkungan seni yang dimilikinya. Bahkan untuk itu Kota Bandung pun mencatat sanggar seni dan lingkung seni.

V. Sarana dan Prasarana pariwisata

Sebagai pusat seni budaya, diharapkan pula bahwa Kota Bandung akan memiliki daya tarik dan sekaligus objek tujuan wisata seni dan budaya di Jawa Barat. Untuk menunjang hal tersebut, sarana dan prasarana yang dimiliki seperti hotel berbintang 5, 4, 3, 2 dan bintang 1 dan Hotel non bintang telah cukup memadai, tersebar diwilayah kota Bandung.

VI. jumlah Wisatawan

Hal yang juga mendukung kebijakan pengembangan Kota Bandung sebagai Kota Seni dan Budaya adalah mengenai kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ke Kota Bandung yang menunjukan perkembangan. Pada tahun 2007 kunjungan wisatawan domestik yang menginap tercatat 2.420.105 orang sedangkan wisatawan mancanegara yang menginap di Kota Bandung tercatat 137.638 orang.


Selengkapnya...

Bidang Olah raga

02.45 by kangdada · 0 komentar
Label:

Targetnya ”Bandung Kota Berprestasi 2008”

Sasaran yang hendak dituju guna terwujudnya Bandung Berprestasi Olahraga 2008, adalah sebagai berikut:

1. Prestasi baik kualitas maupun kuantitas
2. Penyediaan prasarana dan sarana olah raga
3. Membangun sistem pembinaan dan penandaan yang komprehensif dan berkesinambungan.

I. Strategi

Adapun strategi-strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mempertahankan predikat juara umum dalam Porda X di Kabupaten Karawang tahun 2006
2. Dominasi juara di setiap even olah raga pada tingkat regional dan nasional tahun 2008.
3. Pengembangan atlet berbakat sejak usia dini.
4. Peningkatan jumlah bapak angkat atlet berprestasi.
5. Pengembangan kualitas dan kuantitas sarana olahraga

II. Program dan Kegiatan

Sasaran yang diharapkan adalah terwujudnya Bandung Berprestasi 2008. untuk mencapai sasaran tersebut, berbagai upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan mencakup aspek prestasi

Selengkapnya...

Bidang Kemakmuran

02.43 by kangdada · 0 komentar
Label:

Harapan hingga 2008 warga kota Bandung dapat hidup makmur berkecukupan.
Tidak kalah pentinganya adalah bidang kemakmuran. Pemkot Bandung telah mencanangkan priogram priritas Bidang kemakmuran ini hingga 2008.
Alhamdullilah sedikit demi sedikit tingkat kesejahteraan warga Kota bandung menunjuk grafik meningkat,Peningkatan ini dicapai dengan memanfaatkan potensi sebagai kota jasa yang bermartabat ( Bersih, sehat dan Bersahabat) sehingga mampu memberi meningkatkan kemakmuran bagi warganya. Caranya dilakukan dengan berbagai upaya diantaranya mengembangkan perekonomian kota yang berbasisikan potensi daerah melalui program-program pengembangan yang mencangkup; program pembinaan dan pengembangan usaha industri, uasha perdagangan, koperasi, usaha kecil, peningkatan investasi kota, pengembangan pemasaran pariwisata, pengembangan produk kepariwisataan, dan program pengembangan agrobisnis.

Dari pemahaman tersebut diatas maka Pemkot Bandung menetapkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 11% pada Tahun 2008 Alhamdullilah angka ini telah tercapai, bahkan Pemkot Bandung pun telah mendapat berbagai penghargaan sebagai tanda bahwa kemakmuran bagi warga kotanya telah meningkat dari tahun ketahun

Selengkapnya...

Target Bidang Kesehatan

02.05 by kangdada · 0 komentar
Label:

Hingga 2007 warga Bandung dapat terlayani kesehatannya. Program operasional ini dikenal dengan ”Bandung Sehat 2007”

Dalam bidang kesehatan, yang merupakan salah satu kunci dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah merasa perlu untuk menetapkan prioritas bidang ini dengan target tahun 2007.

Sebab bagaimanapun, hanya warga sehatlah yang akan berpikir jernih, cerdas dan mampu meningkatkan taraf hidupnya untuk kesejahteraaan lahir dan batin. Berbagai upaya Pemkot Bandung bersama masyarakat telah dilakukan dalam upaya mewujudkan masyarakat Kota Bandung yang sehat secara fisik dan jasmani.

Kegiatan untuk mewujudkan kesehatan ini telah dilakukan dengan berbagai cara, dari mulai melayani warga miskin, kerjasama dengan instansi dan lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan, melalui pelayanan Cuma-cuma kepada warga yang kurang mampu, meningkatkan tenaga medis dan para mendis melalui pendidikan, simposium, seminar kesehatan, dan berbagai bidang lainnya.

Dari berbagai kegiatan ini ternyata banyak sekali manfaatnya. Hingga tahun 2007 banyak hasil yang telah dicapai, bahkan dunia luat pun banyak yang memberi penghargaan berupa piagam, piala dan plakat serta bukt lainnya yang menyatakan positif atas upaya Pemkot Bandung dalam meningkatkan kesehatan bagi warganya. Dibawah ini adalah bebrapa pengahargaan yang diterima Pemkot Bandung.

Tingkat Lokal Dan Regional

1. Penganugerahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Symposium dari Rektor UNPAD, Tahun 2006;
2. Penganugerahan Piala Penghargaan Juara Ke III Kota Bandung Sebagai Kota Siaga Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 4 Desember 2006;

Tingkat Nasional

1. Piagam Penghargaan Pembangaunan Kesehatan Mewujudkan Indonesia Sehat 2010 peringkat Manggala Karya Bakri Husada Arutala Nomor: 1539/Menkes/SK/X/2005 tanggal 27 Oktober 2005, dari Menteri Kesehatan RI;
2. Piagam Penghargaan Manggala Karya Kencana II Tingkat Nasional oleh Presiden Republik Indonesia, dari BKKBN Tangal 24 Juni 2004, Nomor: 03/KT.03/B2/2004 bertempat di Balikpapan;
3. Penganugerahan Piagam Penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia Nomor: 030/TK/tahun 2007;
4. Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia atas dharma baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia Khususnya dalam Program Keluarga Berencana, Ambon, 29 Juni 2007;

Penganugerahan Piagam penghargaan sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat nasional Tahun 2007 (Tingkat SMP/MTs), atas keberhasilannya dalam mengembangkan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep. Menkes RI Nomor: 920/MENKES/SK/VIII/2007. dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007

Selengkapnya...

Target Bidang Pendidikan

02.01 by kangdada · 0 komentar
Label:

Targetnya hingga 2008 warga Bandung harus berpendidikan minimal tamat SMP. Program kerjanya dikenal dengan ”Bandung Cerdas 2008”.

Pendidikan merupakan program prioritas yang kini telah membawa hasilnya. Target bidang pendidikan harus tercapai pada tahun 2008 ini bukan hanya meningkatkan kuantitas dalam hal meningkatnya jumlah anak didik yang mau bersekolah dari SD hingga SMP dan SMA/SMK, juga secara kualitas telah diakui para pakar, lembaga, dan instansi baik lokal, regional maupun tingkat internasional. Pengakuan tentang meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan di Kota Bandung ditandai dengan diterimanya berbagai piagam, piala dan plakat penghargaan. Dibawah ini berbagai penghargaan yang telah diterima Pemkot Bandung:

Tingkat Regional

1. Piagam Penghargaan dari STKIP Siliwangi Bandung, dalam Melaksanakan tugas-tuga Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan, Tanggal 27 Maret 2004 Nomor: 022/1031-Huk/2004 II.07/STKIP/KS/2004;
2. Penganugerahan Piagam Penghargaan Wajar Diknas 9 Tahun Award Tahun 2005, Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Dalam Rangka Program Percepatan Diknas 9 Tahun di Jawa Barat dari Gubernur Jawa Barat, Nomor: 022/Kep.1338 Disdik 2005, Bandung 6 Desember 2005;
3. Penganugerahan Piagam dan Piala Gubernur Jawa Barat sebagai Perpustakaan Umum Daerah Terbaik III Tk. Jabar, dalam hal ini memotivasi dan memberikan perhatian besar kepada Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung Nomor: 022/Kep.1400-Kepeg/2005, Tanggal 21 Desember 2005;
4. Penganugerahan Piala Wajar Diknas 9 Tahun Award Peringkat I (Pertama) Wilayah Priangan Tahun 2005, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 6 Desembar 2005;
5. Piagam Penghargaan sebagai Keynote Speaker pada Seminar dan Dialog Interaktif Siswa SMA se-Kota Bandung dari SMAN 1 Bandung, Tanggal 16 Maret 2006;
6. Ucapan Terima Kasih Dari Panitia Seminar Nasional IKA FH UNLA atas Partisipasi dan Bantuan, Tanggal 10 Juni 2006;
7. Penganugerahan Sertifikat sebagai pembicara pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Dies Natalis Ke-48 Fakultas Kedokteran UNPAD dan Symposium dari Rektor UNPAD, Tahun 2006;
8. Piagam Penghargaan DPD KNPI Kota atas Kinerja yang optimal dalam melaksanakan tugas dengan berbagai Program Pembangunan Dalam Upaya meningkatkan Kesejahteraan masyarakat dan Terwujudnya kota Bandung yang Bermartabat, Bandung 29 Agustus 2006;
9. Penganugerahan Piagam Penghargaan Nomor: 861/ Kep.1074-Kepeg/2006 sebagai Juara Pertama Program Percepatan Penuntasan Wajar Diknas 9 Tahun Cluster A fase 2 Tingkat Provinsi Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2007;
10. Penganugerahan Sertifiikat Sebagai Kota Yang Berpotensi Untuk Memulai Program Rintisan Wajib Balajar 12 Tahun, Berdasarkan Hasil Penilaian Tim Independen Program Percepatan Penuntasan Wajar Diknas 9 Tahun Fase 2 Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 23 Nopember 2006;
11. Penganugerahan Piala wajar Diknas 9 Tahun Award Peringakat Pertama Cluster A Tahun 2006 dan Kota Bandung Berpotensi Memulai Program Rintisan Wajib Belajar12 Tahun Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2006, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung 22 Nopember 2006;
12. Penganugerahan Penghargaan sebagai Juara Umum lomba Kompetensi Siswa SMK Se-Jawa Barat Tahun 2007, Bandung 2007
13. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Dewan Pengurus Kota KORPRI Kota Bandung Nomor: 086/SK/Tahun 2007, Tentang Pemberian Penghargaan Sebagai Pengagas Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup, Bandung, 27 Nopember 2007;
14. Menerima Piagam Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007;
15. Menerima Penganugerahan Penghargaan KNPI, dari KNPI Kota Bandung, Bandung Desember 2007;
16. Menerima Penganugerahan Penghargaan Wajar Diknas Award dan Vocasional Award Tahun 2007 Tingkat Jawa Barat, dari Gubernur Jawa Barat, Bandung Desember 2007

Tingkat Nasional

1. Piagam Penghargaan Tingkat Nasional tentang Penanganan NARKOBA dari Ketua UMUM BNP, Juli 2004;
2. Anugerah Piagam Kepemudaan atas Prestasi dan Kepeduliaanya Terhadap Pembangunan Kepemudaan di Daerah Tingkat Nasional dari Mendiknas RI, Tanggal 28 Oktober 2004;
3. Piagam Penghargaan atas Jasa-jasa luar biasa kepada Pers Nasional, terutama berhasil membangun kemitraan fungsional, membuka akses informasi, dan partisipasi Aktif menyukseskan puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Februari 2006;
4. Piagam Penghargaan Widyakrama Tahun 2006, Tingkat Nasional Dari Presiden RI, Atas Prestasi Tertinggi dalan Wajar Diknas 9 Tahun, Tanggal 2 Mei 2006;
5. Penganugrahan Piagam dan Lencana Darma Bhakti Gerakan Pramuka Tingkat nasional dari Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 2643/2006, Tanggal 29 Agustus 2006;
6. Penganugerahan Piagam Penghargaan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, atas Kepedulian dan Komitmen terhadap perlindungan anak dengan mendorong Kota Bandung sebagai Kota Ramah Anak dan Memprakarsai terbentuk dan berfungsinya Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kota Bandung, Bandung 2007;
7. Penganugerahan Piagam Penghargaan sebagai Kota Vokasional (sekolah kejuruan) dari Menteri Pendidikan Nasional RI, bandung 2007;
8. Penganugerahan Piagam Penghargaan Atas keberhasilan Dalam Membina dan Mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dari Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Agustus 2007;
9. Penganugerahan Piagam Penghargaan Sebagai Harapan I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional 2007(Tingkat SMP/MTs), Atas Keberhasilannya dalam Mengembangkan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah, (Kep. Menkes RI Nomor: 920/MENKES/ SK/VIII/2007), dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 13 Agustus 2007;

Penganugerahan Penghargaan Karang Taruna Tingkat Nasional Tahun 2007, dalam bentuk Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha Utama II, dari Menteri Sosial RI, Kendari, Sulawesi Tenggara, Desember 2007


Selengkapnya...

2013 Bandung Tanam 2.000 Pohon

01.39 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Pada tahun 2013 pemerintah Kota Bandung menargetkan sebanyak 2.000 pohon sudah ditanam di Kota Bandung. Sampai tahun ini penanaman baru mencapai 40 persennya saja.

Demikian disampaikan Walikota Bandung Dada Rosada dalam sambutannya di Car Free Day Jalan Diponegoro, Sabtu (30/5/2009). Menurut Dada program penanaman 2.000 pohon tersebut untuk mengembalikan Bandung sebagai kota kembang. "Kita kan kota kembang dengan gerakan sejuta bunga kita akan mengembalikan Bandung menjadi kota kembang," tutur Dada.

Dada mengaku sudah menjalankan banyak hal mengenai lingkungan hidup di Kota Bandung dengan melakukan lima gerakan lingkungan hidup antara lain gerakan hijau dan menabung air, gerakan Cikapundung bersih, gerakan sejuta bunga, gerakan udara bersih dan P4LH atau Pembibitan Penanaman Perawatan dan Pengawasan pohon.

Selain penanaman pohon pihanya juga sudah memiliki uji emisi, adanya ruang terbuka hijau dan menertibakan pom-pom bensin yang sebelumnya berfungsi sebagai taman. "Kita akan menindaklanjuti keberadaan pom bensin yang sebelumnya difungsikan sebagai taman dan akan dikembalikan sebagai taman," pungkasnya. (sumber: detik)

Selengkapnya...

Wali Kota Bandung, H Dada Rosada SH, Msi Resmikan 32 Bengkel Pelaksana Uji Emisi

01.32 by kangdada · 0 komentar
Label: ,

Senin, 01 Juni 2009
Sisa pembakaran gas buang kendaraan bermotor, mempunyai kontribusi besar terhadap menurunnya kualitas udara baik di kota-kota besar maupun kecil. Terlebih Kota Bandung, dengan jumlah kendaraan lebih dari 400.000 mobil dan lebih 600.000 sepeda motor, dipastikan tidak sedikit kawasan yang polusi udaranya berada diambang batas. "Pencemaran udara merupakan ancaman serius bagi kesehatan, bahkan secara perlahan dapat membunuh manusia," kata Wali kota Bandung, H Dada Rosada SH, MSi saat launching 32 bengkel pelaksana uji emisi, bertempat di Mobil Care Auto Service, jalan Gatot Subroto 167 Bandung, (28/05/09).
Karbon monoksida (CO) dan hidro carbon (HC), dikatakan Dada, selain tidak terserap tanaman, secara mikro maupun makro menjadi penentu perubahan iklim dan peningkatan suhu. "Penelitian juga menunjukan, polusi akibat sisa pembakaran gas buang, dapat menimbulkan penimbunan partikel dalam darah dan paru-paru. Bahkan pada anak-anak yang sekolahnya berada dipinggir jalan raya padat kendaraan, mengakibatkan penurunan IQ dan kecerdasan," tuturnya.

Jika hal ini dibiarkan, menurutnya Kota Bandung ke depan akan jauh dari kesan sejuk apalagi nyaman. Solusinya hanyalah dengan memperbaiki kualitas lingkungan hidup melalui 5 gerakan pembangunan lingkungan hidup, terutama gerakan udara bersih atau program langit biru.

"Kita sudah merencanakan, pentingnya Kota bandung membuat peraturan daerah yang mewajibkan setiap kendaraan melakukan uji emisi, merawat dan memeriksakan kendaraan secara berkala. Ini merupakan ikhtiar bersama untuk mengembalikan udara bersih kota Bandung," ujarnya.
Hasil uji gas buang kendaraan bermotor berbahan bakar bensin dan solar selama 2003-2007, dikatakannya, meski menunjukan kecenderungan membaik, namun kualitas udara secara keseluruhan masih berada dalam kondisi cukup memprihatinkan. "Di lingkungan pemerintah kota, saya juga telah memerintahkan melakukan uji emisi gas buang kendaraan-kendaraan dinas secara berkala. Dengan harapan upaya ini diikuti masyarakat,".

Diluncurkannya bengkel-bengkel pelaksana uji emisi yang ditunjuk, dikatakan Dada, tidak saja memberi kemudahan masyarakat untuk merawat kendaraannya secara berkala, tapi juga menjadi sarana menumbuhkan gerakan massal penciptaan udara bersih di Kota Bandung. "Lebih dari itu saya berharap, uji emisi ini menjadi rekomendasi dalam perpanjangan STNK, serta menjadi instrument penting melengkapi penegakkan Perda K3," harapnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, DR Timbul Butarbutar mengatakan, keberadaan bengkel-bengkel pelaksana uji emisi merupakan kerjasama Asosiasi Bengkel Kendaraan Indonesia (Asbekindo) karena keterbatasan kemampuan. Sesuai aturan yang ada, Butar-butar menambahkan, bengkel-benkel pelaksana uji emisi ini, boleh dilakukan penunjukan. "Selain 32 yang sudah kita luncurkan, sekarang ini ada 40 yang sedang kita persiapkan. Potensi ini tentunya harus kita manfaatkan. Jika sehari 10 yang dilayani, maka dengan 32 benkel sudah bisa dilakukan uji emisi 320 kendaraan. Ini cukup lumayan memperbaiki kualitas udara Kota bandung," jelasnya.

Ketua Asbekindo Kota Bandung, Yayat Ruhyat mengemukakan, dari lebih kurang 235 bengkel mobil yang ada di Jawa Barat, 80 % diantaranya ada di Kota Bandung. "Bagi kita khususnya anggota Asbekindo, kita sudah mendapat rekomendasi dari dirjen untuk melakukan klasifikasi. Klasifikasi ini bisa dilakukan bersama pemerintah daerah, sebagai dasar penunjukan," ucapnya.

Menurutnya, peralatan uji emisi bukan merupakan perlengkapan tambahan tapi merupakan persyaratan tun up yang sempurna. "Tune up yang betul-betul harus diakhiri dengan uji emisi gas buang," ujarnya. (sumber: bandung.go.id)


Selengkapnya...

Kang Dada SHOW

Pernyataan Kang Dada


"PKD - Saya tidak akan segan-segan memberhentikan para pejabat/lurah yang mengelola bawaku pangan, bila terbukti menyalahgunakan"

PKD - "Lakukan Gerakan Revolusioner P4LH bersama warga kota, Tiada hari tanpa menanam pohon, tiada hari tanpa buat sumur resapan, tiada hari tanpa lepas burung"

PKD - "Apapun yang saat ini menurut dewan masih belum baik, maka akan kami perbaiki. Namun semua juga akan dilakukan dengan bertahap. Jadi tidak bisa dilakukan sekaligus," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - "Pemkot punya 7 program prioritas, ketujuhnya sangat penting untuk masyarakat sehingga memiliki prioritas yang sama. Perbaikan jalan untuk kepentingan umum memiliki priotas sama dengan pendidikan dan kesehatan serta ekonomi," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - WALI KOTA BANDUNG DADA ROSADA MINTA AGAR PARA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)AKTIF MENGHARGAI DAN MENGHORMATI PARA PENSIUNAN. TRIBUN

"ANGGARAN UNTUK PEMBEBASAN LAHAN SUDAH ADA. RTH HANYA NAMANYA, NANTI SEBAGIAN BISA KITA GUNAKAN UNTUK LAHAN PLTSA, YANG LAIN NANTI UNTUK RTH," TRIBUN

Kegiatan Pemkot

"PKD - Kepala BPLHD Dandan Riza Wardhana "Saat kegiatan Car Free Day, pencemaran udara di Jalan Dago menurun secara signifikan," detikbandung PKD - KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA FERDI LIGASWARA : “MENJELANG DIRGAHAYU KE-200 KOTA BANDUNG, PEMKOT BANDUNG LAKUKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) YANG ADA DI SEPUTARAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG KE BASEMENT ALUN-ALUN” PKD - "KALAU SEKARANG MENDAPATKAN PENGHARAGAAN BEST EFFORT KAMI TENTU MENSYUKURI ITU, TAPI KAMI TIDAK PUAS DENGAN HASIL INI. PENILAIAN HARI INI HARUS MENJADI EVALUASI BESAR-BESARAN BAGI PEMKOT BANDUNG," NANANG SUGIRI WAKIL KETUA KOMISI C DPRD KOTA BANDUNG (Tribun Jabar) PKD - TERKAIT KEBERADAAN FACTORY OULET (FO) BARU DI JALAN IR H DJUANDA NO 92,94, DAN 122 KEPALA BPPT REKOTOMO MENGATAKAN "SESUAI KEBIJAKAN PAK WALI KOTA TIDAK BOLEH MENGELUARKAN IZIN USAHA FO, MAKANYA TAK MUNGKIN BPPT MENGELUARKAN IZIN USAHA," PKD - KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) REKOTOMO "SAYA TIDAK TAHU BERAPA MINIMARKET YANG TAK BERIZIN TAPI SAYA AKHIR APRIL LALU TELAH MENYERAHKAN DAFTAR MINIMARKET YANG MEMILI IZIN KE SATPOL PP UNTUK DITINDAKLANJUTI, " (TRIBUN) PKD - DINAS KEUANGAN DAN PENGELOLA ASET DAERAH (DKPAD) KOTA BANDUNG MENAKSIR PENDAPATAN DARI SEWA ASET MILIK PEMKOT BANDUNG PADA 2010 MENCAPAI RP 11,3 MILIAR. PENDAPATAN DARI SEWA ASET DI KOTA BANDUNG MASIH RELATIF KECIL. TAHUN SEBELUMNYA, PENDAPATAN DARI SEWA ASET HANYA MENCAPAI RP 8,5 MILIAR. (PR). PKD- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, OJI MAHROJI : PENDAFTARAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN 2010/2011 MASIH MEMBERLAKUKAN SISTEM KLUSTER. TRIBUN

berbenah menuju jabar

bagaimana pembangunan kota Bandung ; era Kang Dada?

fakta integritas

fakta integritas
BANDUNG ZERO CORRUPTION MOVEMENT