16 Juni 2009

Kang Dada dan Lingkungan Hidup

22.30 by kangdada ·
Label: ,

Yuswari O.Adiwinata
Pemerhati Lingkungan Hidup

Tidaklah seorang pun menanam pohon, kecuali Allah tulis baginya pahala (ganjaran) sesuai dengan buah (manfaat) yang dihasilkan oleh tanaman itu. (HR Ahmad).

Sejak Kota Bandung dipimpin oleh Walikota H. Dada Rosada peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional tidak pernah dilewatkan dan biasanya dirikuti dengan pelepasan burung dan penanaman pohon . Walikota Bandung memandang bahwa kepedulian pada lingkungan hidup tidak hanya bersifat simbolis semata. Karakter pribadi Walikota Bandung sangat kental dengan kecintaannya pada lingkungan hidup.

Bahkan muncul julukan “WAGIMAN” (walikota Gila Taman), sebagai buktinya beberapa taman yang tadinya SPBU telah dirubahnya menjadi taman yang asri, rindang dan tertata indah. Ia juga sudah banyak melontarkan slogan yang senantiasa disampaikan pada saat mengajak warganya untuk bergiat dan peduli pada lingkungan hidup. Dalam gerakan sejuta pohon antara lain mengatakan : "Mengajak dan menyuruh orang lain menanam pohon, merupakan amal saleh yang mendatangkan dua kali pahala yakni pahala menyuruh dan pahala orang yang disuruh" , ”Semangat Kota Bandung adalah tiada hari tanpa menanam pohon, tiada tanah kosong tanpa ditanami, dan tiada nasihat tanpa muatan pesan menanam pohon”, ”Tuang buahna, pelak sikina”,membuat sumur resapan, dan banyak lagi yang lainnya.


Ada hal yang ironis dan agak menggelikan di bulan ini yang juga bersamaan dengan Kampanye Pilpres 2009. Secara retorika pasti semua capres dan cawapres berbagai bentuk kampanyenya akan menunjukkan berbagai argumen kepedulian lngkungan. Demikian juga para tim sukses yang menjadi konseptor dan pengagas strategi kampanyenya.

Sejatinya para relawan dan tim sukses itu juga sudah mendapat pengarahan dan memahami arti kesadaran dan peduli lingkungan, karena sudah kerapkali di banyak media Walikota mengingatkan bahwa memasang atribut kampanye dengan menggunakan paku di pohon jelas-jelas bertentangan melanggar dan dipandang tidak pro lingkungan . Tentu jika hal ini masih terjadi akan kontraproduktif dengan kampanye Pilpres itu sendiri. Maksud hati meraih dukungan, apa daya jadinya warga menjadi antipasti.Walikota Bandung tiada pernah berhenti menganjurkan kepada masyarakat tiada hari tanpa menanam dan merawat pohon, namun ada kenyataan di lain pihak para relawan capes/cawapres , bahkan di dalamnya ada anggota DPRD yang mengatakan tidak tahu menahu bahwa para relawannya memasang atribut dengan merusak pohon dan kelestarian lingkungan.

Sungguh ironis. Teman saya sampai berkata : Isin pribados salaku warga kota, ningali anggota dewan aya keneh nu sikapna jiga kitu. Karenanya kita harus mengapresiasi dan mendukung jika Kang Dada yang selalu bersikap tegas kepada siapapun atau kepada kalangan manapun apabila ada warga yang tidak sadar dan tidak peduli lingkungan dengan merusak pohon di Kota Bandung.

Dalam kegiatan Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan) baru baru ini Walikota juga mengusulkan untuk mensyaratkan uji emisi terlebih dahulu untuk kendaraan yang akan memperpanjang STNK. Artinya betapa pentingnya emisi bersih di kota Bandung yang semakin hari semakin tinggi polusi udarnya. Car Free day yang dilaksanakan di jalan diponegoro,adalah sebuah gerakan yang harus kita dukung dan apresiasi dalam upaya mengkampanyekan emisi bersih di Kota Bandung. Tentu kita berharap bahwa gerakan ini tidak hanya sesaat dan simbolis semata.

Car Free Day harus berkelanjutan dan semakin meluas. Dari gerakan yang temporer menjadi permanen dari satu titik menjadi banyak titik. Dari tingginya penggunaan kendaraan bermotor menjadi semakin berkurang dan semakin tinggi penggunaan kendaraan bebas polusi dan perluasan serta penyediaan fasilitas pengendara sepeda dan pedestrian. Jika fenomena tersubut semakin berkembang dan kesadaran warga pada lingkungan hidup semakin tinggi, pada saat itu penerapan transportasi massal baik kereta api, monorail, maupun bus yang rendah emisi gas buangnya akan lebih mudah dan kondusif. Apalagi jika ditunjang dengan jenis kendaraan yang bebas polusi, pelayanannya baik dan nyaman, jalur trayeknya semakin banyak,

Melihat semua fenomena tersebut, ketika tahun ini Kota Bandung mendapat penghargaan Best Effort dari Kementrian Lingkungan Hidup, hendaknya dipahami bahwa Walikota bersama dengan seluruh komponen warga telah melakukan berbagai langkah kebijakan untuk membangun dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup di kota kita tercinta ini.

Jika kota Bandung belum meraih Adipura tidak serta merta dapat diartikan kegagalan mengelola lingkungan hidup. Karena bagi kita keberhasilan sebuah kota dalam mengelola lingkungan hidup tidak cukup hanya diukur menggunakan paramater mendapatkan penghargaan Adipura,artinya bahwa Adipura bukanlah ukuran utama. Yang utama adalah sejauhmana masyarakat merasakan manfaat dari berbagai program lingkungan hidup yang telah digagas oleh Walikota bersama berbagai kelompok masyarakat, serta derajat kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas lingkungan dimana mereka beraktifitas sehari-hari.

Masyarakatlah yang secara langsung akan merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih, hijau, bebas polusi. Untuk itu untuk ke depan, KLH perlu mempertimbangkan bahwa yang tidak kalah pentingnya untuk dijadikan parameter penilaian adalah kinerja pengelolaan dan pelayanan lingkungan hidup dan derajat kesadaran masyarakat pada lingkungan hidup, tidak hanya menilai kondisi fisik semata yang hanya sekali atau dua kali observasi lapangan.

Dilemma Perbaikan Kualitas Lingkungan Hidup

Kita harus mengakui bahwa betapa kompleksnya mengelola lingkungan hisup di Kota Bandung. Betapa tidak. Warga yang tinggal dan mencari kehidupan di Kota Bandung bukan hanya penduduk Kota Bandung.Tentu sulit menentukan ukuran ideal rasio perbandingan antara jumlah petugas dan warganya, dalam memberikan pelayanan kepada warga di bidang lingkungan hidup. Daya dukung ekologis dan manajemen lingkungan hidup tidak lagi mamadai dengan kepadatan jumlah penduduk semakin tinggi yang bermukim dan beraktifitas di Kota Bandung, yang notabene masih banyak warga khusunya pendatang yang tingkat kepeduliannya masih rendah.

Sebagai contoh, disaat jam kerja, jumlah kendaraan yang berlalu lalang di Kota Bandung sangat padat, dari mulai kendaraan warga Kota Bandung sendiri, kendaraan-kendaraan besar yang mengangkut penumpang dan barang yang keluar masuk Kota Bandung, kendaraan dari kawasan di sekitar Kota Bandung dan dari luar Kota Bandung. Data dari hasil survey tahun 2006 beberapa titik padat lalu lintas di Kota Bandung tingkat pencemaran udara sudah melewati ambang batas.

Banyak dari kita belum menyadari bahwa pencemaran udara dapat memperlemah kemampuan intelegensia para pelajar. Problem lainnya yang akan menjadi tantangan Kota ke depan adalah sumberdaya air. Walikota sudah sejak beberapa tahun yang lalu tidak henti-hentinya mengajak warga membuat sumur resapan dan program menabung air. Kirany ke depan perlu ada penguatan kembali pentingnya mengelola secara bijak sumberdaya air.Lagi-lagi factor yang menjadi kendalanya adalah tingginya penggunaan air bawah tanah yang dalam waktu tidak lama akan semakin sulit dan langka diperoleh.

Lingkungan Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi dan Budaya Lokal
Perbaikan kualitas lingkungan hidup dan pembangunan ekonomi selalu dikatikan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (Brundtland Report dari PBB, 1987) . Yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan sebagai terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.

Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian "pembangunan tidak hanya pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Merespons hal tersebut serta menerapkannya dalam kebijakan, Walikota Bandung telah mengalokasikan tanah seluas 4 hektar di kawasan Ujungberung untuk pengembangan seni budaya. Artinya Kang Dada sangat paham bagaimana mengaplikasikan konsep sustainable development dengan sinerji budaya dan lingkungan hidup. Memahami eratnya kaitan pengelolaan lingkungan hidup dan pengembangan/penguatan budaya local. Kultur Sunda sangat menjungjung tinggi kepedulian lingkungan.

Dalam kultur Sunda banyak pepatah “pamali” dalam mengelola alam. Berbagai hal yang tabu telah menjadi norma hukum yang mengikat warga, yang apabila dilanggar akan mendapat sanksi social atau mendatangkan bencana. Artinya warisan untuk anak cucu ke depan telah sejak lama oleh para karuhun kita menjadi pertimbangan utama dalam mengelola lingkungan hidup. Itu juga kiranya antara lain yang menjadi rujukan Kang Dada sebagai tokoh yang meletakkan budaya Sunda sebagai rujukan berbagai program dan kebijakannya, khususnya di bidang lingkungan .

Penutup
Akhirnya, Kendati persoalan dan dinamika lingkungan hidup tidak pernah akan berakhir pada masyarakat urban yang dinamis dan berkarakter kapitalistik (baca : mengedepankan kepentingan ekonomi semata), kita harus jujur dan objektif melihat pencapaian Kota BGandung dalam penerapan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam membangun kualitas lingkungan hidup.

Karena itu, seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) sekaranglah saatnya terlibat aktif dalam memikirkan, merumuskan serta melakukan program-program aksi kepedulian lingkungan pada dunia yang sedang mengalami perubahan iklim dan pemanasan global ini. Setidak-tidaknya di sekitar tempat tinggalnya sendiri. Dari mulai gerakan penghijauan, menghemat dan menabung air, mengelola sampah melalui cara 3 R, mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, dan sebagainya. Kita yakin Insya Allah Kota Bandung akan nyaman, segar, asri dan segar kembali seperti beberapa dekade yang lalu apabila semua serentak bahu membahu membangun kemitraan bersinerji berlomba menunjukkan kepedulian dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Insya Allah pada gilirannya,kita dan generasi penerus kita yang akan dapat merasakan manfaatnya serta kelak anak cucu kita akan mengenang dan memberi penghargaan kepada para pahlawan peduli lingkungan, lebih dari sekedar Adipura. Semoga.

0 komentar:

Posting Komentar

Kang Dada SHOW

Pernyataan Kang Dada


"PKD - Saya tidak akan segan-segan memberhentikan para pejabat/lurah yang mengelola bawaku pangan, bila terbukti menyalahgunakan"

PKD - "Lakukan Gerakan Revolusioner P4LH bersama warga kota, Tiada hari tanpa menanam pohon, tiada hari tanpa buat sumur resapan, tiada hari tanpa lepas burung"

PKD - "Apapun yang saat ini menurut dewan masih belum baik, maka akan kami perbaiki. Namun semua juga akan dilakukan dengan bertahap. Jadi tidak bisa dilakukan sekaligus," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - "Pemkot punya 7 program prioritas, ketujuhnya sangat penting untuk masyarakat sehingga memiliki prioritas yang sama. Perbaikan jalan untuk kepentingan umum memiliki priotas sama dengan pendidikan dan kesehatan serta ekonomi," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - WALI KOTA BANDUNG DADA ROSADA MINTA AGAR PARA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)AKTIF MENGHARGAI DAN MENGHORMATI PARA PENSIUNAN. TRIBUN

"ANGGARAN UNTUK PEMBEBASAN LAHAN SUDAH ADA. RTH HANYA NAMANYA, NANTI SEBAGIAN BISA KITA GUNAKAN UNTUK LAHAN PLTSA, YANG LAIN NANTI UNTUK RTH," TRIBUN

Kegiatan Pemkot

"PKD - Kepala BPLHD Dandan Riza Wardhana "Saat kegiatan Car Free Day, pencemaran udara di Jalan Dago menurun secara signifikan," detikbandung PKD - KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA FERDI LIGASWARA : “MENJELANG DIRGAHAYU KE-200 KOTA BANDUNG, PEMKOT BANDUNG LAKUKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) YANG ADA DI SEPUTARAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG KE BASEMENT ALUN-ALUN” PKD - "KALAU SEKARANG MENDAPATKAN PENGHARAGAAN BEST EFFORT KAMI TENTU MENSYUKURI ITU, TAPI KAMI TIDAK PUAS DENGAN HASIL INI. PENILAIAN HARI INI HARUS MENJADI EVALUASI BESAR-BESARAN BAGI PEMKOT BANDUNG," NANANG SUGIRI WAKIL KETUA KOMISI C DPRD KOTA BANDUNG (Tribun Jabar) PKD - TERKAIT KEBERADAAN FACTORY OULET (FO) BARU DI JALAN IR H DJUANDA NO 92,94, DAN 122 KEPALA BPPT REKOTOMO MENGATAKAN "SESUAI KEBIJAKAN PAK WALI KOTA TIDAK BOLEH MENGELUARKAN IZIN USAHA FO, MAKANYA TAK MUNGKIN BPPT MENGELUARKAN IZIN USAHA," PKD - KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) REKOTOMO "SAYA TIDAK TAHU BERAPA MINIMARKET YANG TAK BERIZIN TAPI SAYA AKHIR APRIL LALU TELAH MENYERAHKAN DAFTAR MINIMARKET YANG MEMILI IZIN KE SATPOL PP UNTUK DITINDAKLANJUTI, " (TRIBUN) PKD - DINAS KEUANGAN DAN PENGELOLA ASET DAERAH (DKPAD) KOTA BANDUNG MENAKSIR PENDAPATAN DARI SEWA ASET MILIK PEMKOT BANDUNG PADA 2010 MENCAPAI RP 11,3 MILIAR. PENDAPATAN DARI SEWA ASET DI KOTA BANDUNG MASIH RELATIF KECIL. TAHUN SEBELUMNYA, PENDAPATAN DARI SEWA ASET HANYA MENCAPAI RP 8,5 MILIAR. (PR). PKD- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, OJI MAHROJI : PENDAFTARAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN 2010/2011 MASIH MEMBERLAKUKAN SISTEM KLUSTER. TRIBUN

berbenah menuju jabar

bagaimana pembangunan kota Bandung ; era Kang Dada?

fakta integritas

fakta integritas
BANDUNG ZERO CORRUPTION MOVEMENT