PKD - Tingginnya harga bahan bangunan dan tanah membuat sebagian masyarakat Kota Bandung memilih tinggal dirumah yang tak layak huni.Hal tersebut diakibatkan karena belum seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersediaan rumah tinggal murah dan layak huni.
Menurut Walikota Bandung H. Dada Rosada pada acara Bakti Sosial di Kampus STKS, Jalan Ir Juanda, Rabu (2/12/2009), dari 425.608 unit hunian Kota Bandung tahun 2008, baru 74,21% di antaranya memiliki sarana air bersih, 60,61% yang menyediakan jamban, hanya 50,56% mempunyai sarana pembuangan sampah, sehingga 27.041 keluarga tinggal di rumah tidak layak huni.
Dengan kondisi seperti ini, Pemkot Bandung berencana membangun rumah susun (rusun) didaerah yang padat penduduknya dan sedang menghitung seberapa besar kebutuhanya.
Namun keinginan tersebut tidak serta merta bisa direalisasikan, tergantung kesadaran dan permintaan dari warga yang menginginkannya.
"Tergantung tanahnya ada atau tidak, masyarakatnya mau atau tidak. Itu kan harus dipertimbangkan," kata Dada
Dada mencontohkan, warga di Jamika pada tahun 2003 menolak dibangunnya rumah susun, yang kemudian menyatakan setuju pada tahun 2006, namun kini kembali menolak.
"Saat itu saya baru 2 minggu jadi wali kota, saya minta kerjasama dengan warga untuk membangun rumah susun karena daerah disitu padat, kesehatan dan pendidikan jadi kurang bagus, belum lagi kalau nanti kebakaran. Tapi kalau masyarakatnya tidak mau, ya tidak bisa," jelasnya. Seperti dikutip detikBandung.
ADMIN
03 Desember 2009
Pemkot Sedang Hitung Kebutuhan Rusun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar