PKD – Seiring dengan merosotnya perolehan suara Partai Golkar dalam Pileg serta kekalahan Yusuf Kalla dalam Pilpres 2009 yang lalu, suara-suara kencang baik diinternal maupun ekternal Golkar terus disuarakan.
Pengamat politik Bima Arya mengatakan, ada lima krisis yang menghinggapi Partai Golkar saat ini, kelima krisis ini harus segera dijawab. Jika tidak, prediksi Ketua Partai Demokrat Ahmad Mubarok tentang perolehan suara 2,5 persen Partai Golkar bisa menjadi kenyataan dalam pemilu 2014.
Pernyataan tersebut diungkapkan Bima dalam sebuah diskusi yang digagas oleh kelompok muda Partai Golkar Jabar di GGM Bandung Sabtu, (8/8). Menurut Bima, “krisis yang paling menonjol adalah krisis elektoral, Pileg 2009 Golkar mengalami penurunan suara yang cukup drastis, hingga kurang dari 15 persen”, katanya.
Dalam pengamatanya, disamping krisis elektoral, Partai Golkar juga mengalami krisis orientasi politik yang membuat lemahnya daya konsolidasi kebawah hal tersebut membuat Partai Golkar kehilangan dukungan dari kelompok massa mengambang
Kemudian krisis regenerasi, dalam menghadapi tantangan kerasnya pemilu 2014, saat ini Partai Golkar memerlukan regenerasi, partai harus memberikan porsi yang besar kepada kaum muda.
“kedepan diperkirakan ditubuh PDIP dan partai lainnya sama bakal mengalami regenerasi”, cetusnya.
Selanjutnya krisis mesin partai, pada pemilu 2009, jaringan organisasi sayap partai sedikit sekali memberikan kontribusi suara dan terakhir adanya krisis faksionalisasi.
Krisis faksionalisasi ini disebut-sebut sebagai yang paling berbahaya yang telah banyak menggerogoti suara dalam pileg maupun pilpres. Menurut Bima, Partai Golkar kehilangan metoda dalam mekanisme konsolidasi untuk menyelesaikan faksionalisasi. Admin
09 Agustus 2009
Multi Krisis Dalam Tubuh Partai Golkar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar