29 Mei 2009

KENDALA MENATA CIKAPUNDUNG

22.39 by kangdada · 0 komentar
Label:

If there’s a will
There’s a way
‘setiap ada kemauan pasti ada jalan’


Apa hubungan antara pepatah asing, yang kerap diungkapkan Rijal Malarangeng-tokoh Capres Independent itu dengan penataan Cikapundung,? wah, memang tidak ada hubungan. Sekedar mengutip, saya ingin mengaitkan pepatah tersebut dengan ihtiar seorang walikota. Dalam pepatah tersebut kita menangkap pesan yang cukup jelas tentang hubungan aksiomatis antara kemauan dengan adanya jalan keluar.

Sama juga halnya dengan keyakinan umat islam; bahwasannya tuhan tidak akan merubah nasib manusia kecuali manusia itu sendiri yang mau merubanya. Secara teologis kita meyakini adanya pertolongan Tuhan, ketika kita melakukan ikhtiar, jadi mustahil kita dapat pertolongan apabila kita tidak berikhtiar, dengan berikhtiar berarti kita mencari jalan keluar, sesulit apapun jalan tersebut pastilah kita akan mendapatkan kemudahan pada akhirnya.

Adalah Walikota Bandung, H. Dada Rosada berkeinginan (mimpi) menata Sungai Cikapundung agar kelak airnya bisa diminum dan aliran sungainya bisa dipakai berlayar. Meskipun terkesan utopis namun mimpi Walikota Bandung itu, mau tak mau memberikan harapan baru terhadap masa depan walungan yang membelah Kota Bandung.

Ini bukan main-main, keinginan Kang Dada (panggilan akrab beliau) rupanya sudah menjadi salah satu kebijakan Pemkot Bandung. Keseriusan tersebut beliau utarakan dalam sebuah rapat yang melibatkan unsur yang berkompeten Pemerintah Daerah yang diwakili BAPEDA, tokoh lingkungan serta pihak investor.

CIKAPUNDUNG KINI
Kini kondisi sungai Cikapundung sudah tercemar berat, secara kasat mata, sepanjang jalur yang dilewati sungai ini, masyarakat banyak memanfaatkanya sebagai tempat pembuangan tinja atau limbah rumah tangga. Maka tak heran ada ungkapan bahwa Sungai Cikapundung merupakan wc terpanjang. Bisa dibayangkan, seperti apa wc terpanjang tersebut, kiri-kanan sungai warga memasang pipa-pipa pembuangan limbah rumah tangga langsung ke sungai.

Kondisi bantaran sungai juga sangat parah, hampir sepanjang Sungai Cikapundung tak ada lagi bantaran yang tidak dimanfaatkan warga, bahkan ada sebagian warga justru membangun rumahnya menjorok jauh ketengah Sungai Cikapundung.

Berdasarkan data yang dilansir tribun, bahwa Sungai Cikapundung memiliki panjang 28 km dan setengahnya lebih atau 15 km melintasi Kota Bandung. Sedangkan rumah penduduk yang berada dekat dengan bantaran sungai Cikapundung berjumlah 1.058 rumah.

KENDALA MENGHADANG
Dari data tersebut, tentunya kendala yang bakal dihadapi bila penataan Sungai Cikapundung jadi dilaksanakan tidaklah ringan. Pertama : Rencananya ada sekitar 1.058 rumah penduduk yang harus direvitalisasi dengan cara merelokasi kerumah susun, agar bersinergi dengan keberadaan Sungai Cikapundung,. Itu artinya, gejolak social tak bisa dihindari karena masyarakat akan melakukan penolakan, sehingga diperkirakan untuk pembebasan lahan saja bisa memakan waktu yang cukup lama. Sekedar pembanding, rencana pembangunan PLTSA sampai sekarang tak kunjung dilakukan, mengingat penolakan warga sekitar begitu kuat padahal kondisi eksisting daerah pembangunan PLTSA berada ditanah kosong, sama sekali tidak sampai merelokasi perumahan penduduk.

Kedua : Berdasarkan hasil survey, secara kasat mata pola pikir yang tercermin dari perilaku masyarakat dalam memandang keberadaan sungai perlu dirubah. Salah satu conto, umumnya masyarakat kita, selalu membangun rumah membelakangi sungai, selain itu, masyarakat selalu memandang enteng, membuang sampah ke dalam sungai padahal mereka tahu akibat yang ditimbulkan.

Rendahnya kesadaran tersebut merupakan persoalan serius, ditambah lemahnya penegakan hukum (low inforcment) dalam bidang lingkungan justru menjadi kendala berat dalam menata sungai cikapundung. Sampai saat ini kita belum melihat ketegasan pemerintah kota dalam penegakan aturan, seperti Perda tentang lingkungan masih terkesan tidak efektif diterapkan. Padahal dengan payung hukum tersebut sebetulnya Pemerintah Daerah bisa menindak dengan tegas, warga yang membangun rumah diatas bantaran sungai dan warga yang membuang sampah kesungai dll.

Saya kira sebelum mengambil kebijakan terlalu jauh dengan merevitalisasi perumahan penduduk alangkah baiknya pemerinatah kota mensosialisasikan pentingnya keberadaan sungai dalam kehidupan, sekaligus menegakkan Perda kaitannya dengan perlakuan warga terhadap sungai.

Ketiga :Dari 28 km panjang sungai Cikapundung, hanya 15 km yang membelah Kota Bandung, artinya ada sisa 13 km yang berada diluar wilayah Kota Bandung. Sampai saat ini kita tak memiliki data apakah 13 km itu berada di hulu atau dihilir yang berbatasan dengan Kota Bandung.

Jika sisa 13 km itu berada di hulu yang berbatasan dengan Kota Bandung saya kira penataan Sungai Cikapundung menjadi terasa percuma, mengingat faktor ini menjadi kendala yang paling besar. Bisa kita bayangkan jika air yang mengalir dari hulu sama sekali tak menunjang penataan hilir Cikapundung.

Yang ingin saya tegaskan dalam tulisan ini adalah sikap koordinatif dengan daerah yang berbatasan, tanpa koordinatif dengan daerah yang berbatasan maka sebagus apapun penataan Sungai Cikapundung akan sia-sia.

Keempat : Keberadaan Sungai Cikapundung tidak bisa bisa dilepaskan dari KBU (Kawasan Bandung Utara) di hulunya. Sebagai kawasan resapan KBU memiliki andil terhadap kualitas dan kuantitas debit air-nya. Itu artinya, mustahil keinginan menata Sungai Cikapundung di hilir tanpa menata KBU di hulu. Padahal dengan kondisi sekarang, KBU sudah tidak bisa lagi menjamin pasokan air yang memadai dan berkualitas terutama di musim kemarau.

Pada akhirnya, kita hanya berharap bahwa mimpi/ ‘visi’ Walikota Bandung bisa diwujudkan, apa pun kendalanya, yang pasti dengan kemauan pasti ada jalan. Sabagai warga tentunya kita ikut mendukung upaya mewujudkan Sungai Cikapundung tersebut menjadi salah satu kawasan yang bersih dan indah. Sehingga mimpinya Kang Dada, juga sama dengan mimpinya warga Kota Bandung.

Namun demikian, kebijakan penataan Sungai Cikapundung pasti ada warga yang dirugikan meskipun banyak warga yang diuntungkan. Kebijakan yang baik harus meminimalisir kerugian warga dengan merelokasi atau memberi konpensasi yang memenuhi standar. Tidak ada istilah ganti rugi apabila kelak warga terkena pembebasan, tapi warga harus diuntungkan dengan penataan Sungai Cikapundung.

Manusia di wajibkan berikhtiar/berusaha agar semua persoalan hidup bisa diselesaikan, setiap usaha pasti ada kendala tapi seyogyanya tidak menyurutkan langkah dalam berusaha. Tentunya setiap ikhtiar, kita berharap adanya hasil yang baik, meskipun tidak semua ikhtiar bisa menghasilkan yang terbaik. Agar ihktiar kita memperoleh hasil yang terbaik sudah tentu segala sesuatunya harus dibarengi dengan ilmu dan bertanya kepada pihak yang berkompeten. ALL
Selengkapnya...

VISI KOTA JASA DAN PENINGKATAN SDM DI KOTA BANDUNG

22.33 by kangdada · 0 komentar
Label:

Berdasar laporan BPS tahun 2006, tercatat Kota Bandung merupakan kota dengan LPE tertinggi di-Jawa Barat, yakni (7,83 %) disusul Kota Depok (6,65 %). Laju pertumbuhan ekonomi tersebut secara signifikan disumbang dari sector jasa.

Selaras dengan Visi Kota Bandung sebagai kota jasa, laju pertumbuhan ekonomi tersebut harus memacu pertumbuhan SDM yang kuat. yang tercermin dari tingkat pendidikan, derajat kesehatan serta kemampuan ekonomi/daya beli masyarakatnya.

Mustahil bisa mewujudkan sebagai kota jasa jika persoalan pembangunan SDM diabaikan, artinya kota jasa membutuhkan kualitas SDM prima yang siap pakai, untuk itu dalam rangka peningkatan SDM prima maka program pendidikan di Kota Bandung harus diarahkan kepada peningkatan mutu pendidikan dan meningkatkan lulusan sekolah kejuruan guna menghadapi persaingan tenaga kerja.

Korelasi antara kota jasa dan pembangunan SDM di Kota Bandung, berkaiat erat dengan kebutuhan tenaga kerja terampil yang siap pakai, oleh karena itu kebijakan pemerintah Kota Bandung dalam bidang pendidikan harus lebih diarahkan sekolah-sekolah yang berbasis keterampilan (SMK).

Daya saing SDM
Diera pasar bebas sekarang ini, persoalan daya saing merupakan hal yang tak bisa dihindari, begitu pula daya saing di sektor tenaga kerja. Keberpihakan terhadap tenaga kerja lokal memang merupakan kebijakan yang baik tetapi apabila tidak didukung oleh kualitas SDM, dikemudian hari tak kurang menjadi persoalan tersendiri.

Maka tak heran jika persoalan tenaga kerja, bisa memicu persoalan lain yang sama sekali tak ada kaitan. Persoalan sensitif yang dipicu oleh kesenjangan dalam perekrutan tenaga kerja lokal, bisa menjadi persoalan serius jika tidak ditangani secara komprehensif akar persoalan yang sesungguhnya.

Maka untuk menjawab tantangan masa depan seiring dengan kebutuhan tenaga kerja yang trampil dan siap pakai, seyogyanya kebijakan sector pendidikan di Kota Bandung dalam hal kualitas dan kuantitas, kaitannya dengan visi kota jasa harus paralel. Sehingga kedepan persoalan kebutuhan tenaga kerja di Kota Bandung bisa dipenuhi dengan sendirinya.

Tanpa harus mendikte masyarakat Kota Bandung tentang pentingnya pendidikan yang berbasis keterampilan (kejuruan). Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan harus lebih intens mensosialisasikan sekolah-sekolah yang berbasis keterampilan. Sehingga diharapkan adanya perubahan pola fikir dimasarakat bahwa sekolah kejuruan bisa lebih menjamin masa depan mereka. (ALL)
Selengkapnya...

28 Mei 2009

Dada Rosada

23.27 by kangdada · 0 komentar
Label:

Bagi masyarakat kota Bandung, nama dan sosok H. Dada Rosada, SH, MSi, sangat populer. Berdasarkan hasil dua kali suvei opini publik yang diadakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) untuk kepentingan Pemilihan Kepala Daerah Kota Bandung secara langsung yang akan dilaksanakan 10 Agustus 2008, dinamika popularitas Dada Rosada sebagai calon Wali Kota Bandung periode 2008-2013 (periode kedua) masih bertengger di atas 90 % dari kandidat lainnya.

Beberapa partai besar di kota Bandung pun melirik dia. Partai Golkar dan PDI-P didukung Partai demokrat dan Partai Bulan Bitang mencalonkan kembali Dada Rosada, untuk Pilkada kota Bandung 2008. Dia berpasangan dengan Ayi Vivananda sebagai Calon Wakil Walikota Bandung. Pencalonan kembali Dada, didorong derasnya aspirasi dari berbagai lapisan masyarakat kota Bandung atas keberhasilannya memimpin kota Bandung yang berakhir pada Juni 2008. Berbagai elemen masyarakat menginginkan kesediaannya maju kembali.

Kuatnya harapan kepada Dada, agar kembali diberi kesempatan untuk periode yang kedua bukanlah isapan jempol. Mengingat banyaknya prestasi yang terukir selama kepemimpinannya. Memang sosok Dada, makin tak terpisahkan dengan denyut nadi pembangunan kota Bandung. Pas dimasa kepemimpinannya terselenggarakannya event internasional momentum peringatan 50 tahun Konferensi Asia- Afrika (KAA) 2005, yang menjadikan kota berjuluk Parijs Van Java ini memiliki akses dan infrastruktur yang lebih berkualitas.

Dimulainya pembangunan flay over Pasupati, Tol Cipularang, perluasan bandara dan rehabilitasi lingkungan. Pemimpin yang satu ini merupakan ikon perubahan kota kembang. Kini kita saksikan dipenjuri kota seluas 16.729, 50 Ha. ini berkembang menjadi kota metropolitan yang tetap mempertahankan karakteristik sebagai kota sejarah yang melestarikan citra estetik, modern, aman, nyaman. Status kota Jasa dan Wisata Belanja yang disandangnya benar-benar hidup. Pusat-pusat perbelanjaan baik tradisional mapun modern tertata asri dan rapih.

Berkat tangan dingin dan kepiawaiannya memimpin. Dada sejak dilantik Oktober 2003 sebagai Walikota Bandung, kalau diibarakan angin berterus bertiup kencang berbenah menata wajah kota Bandung. Arahnya tiada lain untuk meraih sebuah kondisi kota yang ideal. Sebuah impian kuat. Sebuah visi yang jelas dan terukur yang dituangkannya ke dalam 7 program prioritas pembangunan. Yakni bidang Pendidikan dengan target Bandung Cerdas 2008. Kesehatan dengan target Bandung Sehat 2007. Kemakmuran, Bandung Makmur 2008, Lingkungan, Bandung Hijau 2006. Seni Budaya, Bandung Kota Seni 2008. Olah Raga Bandung Kota Berprestasi 2008, dan Agama, Bandung Kota Agamis 2008. Bermuara untuk menggapai Kota bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat).

Kehendak dari visi tersebut diimplementasikan dalam penjabaran misinya. Yaitu menegmbangkan sumber daya manusia yang amdal dan religius. Kemudian mengembangkan perekonomian kota yang adil dan tangguh. Mengembangkan sosial budaya kota yang ramah dan berkesadaran tinggi beserta berhati nurani. Perwujudan visi yang dijabarkan dalam misi juga mencakup perihal peningkatan penataan kota agar lebih baik serta dibarengi dengan peningkatan kinerja pemerintah kota yang profesional. efektif, akuntabel, dan transparansi, serta mengembangkan keuangan kota. Strateginya, Dada melakukan perkuatan-perkuatan melalui implementasi konsep yang sumbernya dibiayai oleh APBD. Disamping penggalian potensi lain dari swasta.

Dalam mengoptimalkan program mengejar target pencanangannya pada tahun 2008, dari ke 7 program prioritas pembangunan yang diembannya, di masa akselerasinya tahun 2007, strategi penyelenggaraan Pemerintahan Kota Bandung diarahkan untuk mendayagunakan berbagai potensi sumber daya, dalam kerangka mengoptimalkan kinerja mewujudkan Kota Bandung kota jasa Bermartabat, pelaksanaan urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, disinergikan dan disinkronisasikan dengan pelaksanaan 7 program prioritas, khususnya Bandung Cerdas 2008, Bandung Sehat 2007 dan Bandung Makmur 2008, secara faktual telah mampu mendongkrak peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) kota Bandung secara signifikam dari semula 77,15 poin pada 2003 menjadi 78,09 poin pada 2007 atau menjadi 8,09 %.

Untuk pendapatan, pada tahun 2003-2006, yang direncanakan sebesar Rp.4,47 triliun dapat direalisasikan sebesar Rp.4,60 triliun atau mencapai 102,99 %. Lalu pada 2007, dari rencana Rp.1,61 triliun atau 104,30 %. Pada 2008, dari rencana pendapatan sebesar Rp.1,87 triliun hingga bulan Maret telah mencapai 19,89 % atau sebesar Rp.0,37 triliun.
Bidang Bandung Hijau, telah menghijaukan dari luas kota Bandung 6.91 % diperuntukan untuk ruang terbuka hijau (RTH)

Gebrakan lulusan S2, program pasca sarjana STIA LAN-RI, ini memang membawa angin segar bagi Kota Bandung. Simak saja dalam Laporan Pertanggungjawaban Wali Kota Bandung di akhir Masa jabatan 2003 – 2008 yang disampaikan pada Rapat Paripurna di DPRD Kota Bandung, Jum’at (9/5/o8). Pemkot Bandung dalam 7 program prioritas pembangunan yang diusungnya, dalam bidang pendidikan telah mampu merealisasikan Bandung Cerdas 2008, yang ditandai dengan meningkatnya angka partisipasi murni dan kasar pada setiap strata pendidikan. Menurunnya angka putus sekolah pada setiap strata pendidikan prasekolah dasar dan menengah, serta berbagai indikator lainnya. Juga ditandai dengan diterimanya berbagai piagam, piala dan plakat penghargaan baik tingkat regional, nasional maupun internasional.

Pemkot Bandung juga bisa mengembangkan perekonomian kota yang adil dengan target prioritas Bandung Makmur 2008, yang ditandai dengan tercapainya indikator kinerja pembangunan. Salah satunya adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dari 7,34 % pada 2003 menjadi 8,24 % pada 2007 atau meningkat 0,90 %, serta menurunnya jumlah pengangguran sebesar 17,58 %. Di samping itu Pemkot Bandung juga memperoleh beberapa penghargaan baik regional maupun tingkat nasional karena prestasinya.

Bidang Kesehatan, terwujudnya Bandung Sehat 2007, dengan indikator Pencapaaian Umur Harapan Hidup (UHH) dan status giji adanya peningkatan, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Ibu menurun.Memberikan pelayanan Askeskin dan Bawaku Sehat. Berbagai piagam, piala dan plakat penghargaan bidang kesehatan baik tingkat regional dan nasional pun dapat diraihnya.

Sedang dalam mengembangkan sosial budaya kota dapat dicapai dengan semakin berkurangnya praktek postitusi setelah penutupan Saritem dan meningkatnya kerukunan antar umat beragama dengan tidak adanya pertikaian antar umat serta meningkatnya upah minimum kota.

Dada juga mengakui masih terdapatnya jumlah penduduk miskin dari 67.770 Kepala keluarga (KK) pada 2003 menjadi 83.500 KK pada 2007. “Namun hal itu dipengaruhi faktor eksternal kenaikan BBM dua kali pada 2005, serta adanya sebagian masyarakat yang mengondisikan sebagai masyarakat miskin untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Di samping ke 7 program, Dada juga punya 5 gerakan. Yaitu gerakan penghijauan, hemat dan menambung air dengan membuat sumur resapan. Gerakan Cikapundung bersih, gerakan sejuta bunga, gerakan udara bersih dan gerakan P4LH (Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup). Selain itu 15 sasaran pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi kota yang diantaranya terdapat kegiatan monumental. Seperti pembangunan Sarana Olah raga (SOR) Gedebage, Pembangunan Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Lanjutan Penaataan Taman Tegalega dan perluasan ruang terbuka hijau yang mencakup pembebasan lahan seluas 2 hektar di kawasan Saritem juga di bekas Pasar Tradisional Ujungberung. Rivitalisasi lima sentra perdagangan. Penataan Moda transportasi, pembangunan kawasan seni Ujung Berung, pariwisata dan Saung Angklung Mang Udjo, rivitalisasi pasar tradisional, penataan Puncrut, Serta optimalisasi bantuan Peningkatan kemakmuran (PBPK) dibidang pendidikan, kesehatan dan kemakmuran.

Dada bukanlah sosok yang mau dikelabui begitu saja oleh laporan manis bawahannya. Seakan tidak penat-penatnya Dada getol turun kebawah ingin memastikan langsung realisasi program-program pembangunan kota sesungguhnya. Karena kebiasaan itu, tak urung masyarakat pun jadi tak sungkan menyampaikan keluh-kesahnya dan masukan kepada walikotanya terkait problem mereka. Bahkan Dada membuka hot line khusus yang bertajuk “Halo Kang Dada” di salah satu media lokal terkemuka untuk masyarakat 24 Jam (duapuluh empat Jam) mengundang masyarakat bicara blak-blakan membiarkan masyarakat mengkritik, mengadukan, atau memberi saran tentang kinerjanya dan bawahannya.

Pria kelahiran Kabupaten Bandung 29 April 1947, memang pintar menawarkan solusi yang berpegang pada kebutuhan proforsional, konprehensif dan berkelanjutan susuai kadar dan sifat permasalahannya. Rasa optimis warga pun makin menebal oleh tangan dingin Dada, yang kian mampu membawa perubahan bagi kesejahteraan warga kotanya. Di mata warganya, sosok Dada adalah walikota pekerja keras siang dan malam memacu greget penataan kota.

Merendah
Mendapat pujian dan kepercayaan dari warganya, Dada pun merendah. Ia menilai bahwa kunci sukses yang paling penting baginya adalah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dirinya sebagai walikota dan visi kota Bandung sebagai kota jasa yang Bermartabat sebagai landasan pelaksanaan yang dipakai. Baru kemudian fokus pada pembidangan kepada enam misi seperti peningkatan SDM, ekonomi kerakyatan, aosial budaya, penataan kota yang baik, pemerintahan yang dapat dipercaya, akuntabel dan transparan, serta pengelolaan keuangan yang baik untuk pembiayaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pun dengan program tujuh prioritas pembangunannya.

Dada pun mengaku, selama memimpin, mengelola dan mengendalikan manajemen Penkot Bandung periode 2008-2013, perwujudan visi Kota Bandung sebagai kota Jasa Bermartabat telah dapat diimplementasikan sesuai kemampuan sumber daya yang dimiliki Penkot.

Sosok tauladan
Ada sisi lain yang mewarnai dan memberi pengaruh sangat mendalam dari sosok dan kepemimpinan Dada Rosada, yaitu penghayatannya terhadap filosofi hidup yang telah dipegangnya. Dirinya sangat kuat memelihara sikap memuliakan orang tua, guru, pemimpin yang bijaksana dan sahabat atau teman, memiliki kekuatan besar dalam menentukan jalan hidup seseorang. Empat hal inilah yang selalu dijungjung tinggi olehnya.

Sebagai seorang pemimpin masyarakat, suami dari Hj. Nani Suryani B. AN ini sangat mementingkan terpeliharanya jalinan tali silaturahmi, baik di lingkungan pemerintah, elemen masyarakat apalagi kepada warganya sendiri. Tak tampak kesan berlaku kaku dan arogan dalam dirinya. Tak heran bila dalam keseharian menjalankan tugas-tugas dalam agenda kunjungan kerjanya ke tengah masyarakat, Dada selalu saja disambut antusias warga. Dia memang seorang teladan bagi keluarga dan masyarakatnya.

Diakuinya, kunci sukses seorang pemimpin adalah keteladanan, yang juga datang dari kehidupan keluarga. Sebagai kepala keluarga, peran ganda yang sekaligus sebagai walikota dapat dipentaskannya dengan apik. Menanamkan sikap saling menghargai, mempercayai dan pengertian adalah sisi indah wujud sukses kepemimpinannya selaku kepala keluarga.Dia memerankan bahwa selaku walikota dirinya tak hanya milik keluarga tapi juga milik masyarakat. Terlepas kekurangan dan kelebihannya, ujar Dada, namun dirinya selalu berusaha untuk berbuat untuk mencapai hasil yang maksimal.

Sarat Prestasi
Berbagai prestasi yang ditorehkan sebagai bukti suksesnya selama Dada memimpin Kota Bandung, di antaranya: Pada tahun 2008, Dada menerima penghargaan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KOSGORO di Jakarta Convensional Centre, sebagai Kader Kosgoro yang telah memberikan kepedulian yang besar terhadap kesejahteraan dan kehidupan masyarakat kota Bandung. Penghargaan itu dianugerahkan Ketua Umum DPP KOSGORO, HR Agung Laksono, disaksikan Presiden RI DR H Susilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden RI H Jusuf Kalla.

Juga meraih Juara MTQ tingkat Jawa Barat, dua kali berturut-turut tahun 2007 & 2008. Menerima Piagam Pengcab NU Kota Bandung sebagai tokoh yang peduli terhadap pembangunan aktivitas keagamaan dalam rangka Bandung Agamis 2008. Sedang pada tahun 2007, menerima penghargaan Lencana Aditya Karya Mahatva Yodha sebagai Pembina Umum Terbaik Karang Taruna Kabupaten/Kota Tingkat Nasional.
Bandung juga mendapat penghargaan dari pemerintah pusat sebagai Kota Koperasi. Piagam Penghargaan sebagai kota Vakasional (Sekolah Kejuruan) dari Mendiknas. Piagam Penghargaan sebagai Wali Kota Berprestasi dalam bidang pembangunan pertanian dari Menteri Pertanian.

Juga menerima penghargaan Piala Suratin Utama, penghargaan sebagai Tokoh Sepak Bola Tingkat Utama dari PSSI yang diserahkan oleh Wakil Presiden RI. Menerima Satyalencana Wira Karya dari Presiden RI, atas Dharma Baktinya yang besar terhadap negara dan bangsa Indonesia khususnya dalam bidang Program Keluarga Berencana.
Pada tahun 2006: Menerima Piala Penghargaan Indonesia Consumer Ptotection Award, penghargaan kepada BPSK terbaik dari Menteri Perdagangan. Piagam dan lencana Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Tingkat Nasional dari Presiden RI.

Penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima kepada Unit Kerja Pelayanan Publik dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara RI, oleh Presiden RI. Piagam Penghargaan Widyakrama Tingkat Nasional dari Presiden RI atas Prestasi Tertinggi dalam Wajar Dikdas 9 Tahun. Penganugerahan Certificate In Urban Sustainability, dari Royal Institute of Technology (KTH) (Professor Ronald Wennersten) Swedia.

Pada tahun 2005 menerima Piagam Penghargaan Wahana Tata Nugraha dan Tertib Lalulintas dan Angkutan Kota, sebagai kota Rayadari Menteri Perhubungan.

Piagam Penghargaan Pembangunan Kesehatan mewujudkan Indonesia Sehat 2010 peringkat Manggala Karya Bakti Husada Arutala dari Menteri Kesehatan. Piagam Penghargaan dari Gubernur Jabar atas Partisipasi dalam Peringatan Konferensi asia Afrika. Penganugrahan Piala Wajar Dikdas 9 Tahun Award Peringkat I (pertama) Wilayah Priangan dari Gubernur Jabar.

Pada tahun 2004: Piagam Penghargaan Adipura Lingkungan Hidup (Best Effort) dalam meningkatkan Kualitas Lingkungan Perkotaan dari Menteri Lingkungan Hidup. Piagam Penghargaan Manggala Kencana II Tingkat Nasional oleh Presiden RI, dari BKKBN. Anugrah Piagam Kepemudaan atas Prestasi dan kepeduliannya terhadap pembangunan kepemudaan di daerah Tingkat nasional dari Mendiknas.

Di samping seabreg piala dan piagam bukti prestasi di bidang keolahragaan, juga pengharggaan Citra Pelayanan Prima, Manggala Karya Kencana II (terbaik ke-1 penanganan Narkoba). Terbaik ke-1 se Jabar dalam kinerja pembangunan Masyarakat kelurahan. Bakor Emas Winojakrama padalangan.

Penghargaan Pembangunan, sebagai Juara Nasional Lomba Emisi kendaraan dinas operasional pemerintah. Juga di tingkat nasional, juara Pengembang Pengrajin Alas Kaki Pameran Tektil dan produk tekstil dan alas kaki produksi Indonesia. Piala dan penghargaan terbaik sebagai motivator dalam memberikan perhatian besar kepada kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Bandung. Penghargaan dari Musium Rekor Dunia Indonesia. Dan sejumlah piagam lainnya, baik regional dan lokal serta dari lembaga, instansi, atau ormas untuk kota Bandung yang tidak semua diuraikan dalam kesempatan ini. Ini suatu bukti nyata atas prestasi yang telah dicapai kota Bandung selama ini.

IDENTITAS

Nama Kecil : Dada

NIP : 480 069 798

KARPEG : No. C. 0206343

NPWP : 004619-4221

Pangkat/Gol : Pembina Utama Madya (IV/d)

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung / 29 April 1947

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Tempat : Ciparay, Kabupaten Bandung,

Tanggal perkawinan : 12 Januari 1975


Status Kepegawaian : Pensiunan PNSD Kota Bandung Tanggal 1 Mei 2003

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SR. Negeri Ciparay Kabupaten Bandung, Lulus, Tahun 1960;

2. SMP Negeri Majalaya, Pindah ke SMP Negeri IV Bandung, Tahun 1964;

3. SMP Negeri IV Bandung, Lulus, Tahun 1964;

4. SMA Negeri III Bandung, Jurusan IPA, Lulus, Tahun 1967;

5. UNPAD, Fakultas Pertanian, Tingkat I, NRP. H. 68.069, Tahun 1968, Tidak Selesei;

6. UNPAD, Fakultas Ekonomi Ext., s.d. Tingkat III, NRP. 759, Tahun 1969 – 1972, tidak selesei;

7. UNINUS, Fakultas Hukum, Jurusan Hukm Perdata, Tahun 1974 – 1983, Ijazah No. 340/S.H/1983, Lulus, Tahun 1983;

8. UNPAD, Kerjasama, LAN RI-JABAR, Program Pasca Sarjana S2, BKU Kebijakan Publik, Bandung, Tahun 1995 s/d 1998 Lulus, Tanggal 15 Mei 1998;


RIWAYAT PEKERJAAN / JABATAN

* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Investment Board (Penanaman Modal), Tahun 1973 s/d 1977;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Bendaharawan PUMC pada Sub Direktorat Pembangunan, Tahun 1978 s/d 1980;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Bendaharawan Proyek pada bagian Pembangunan, Tahun 1980 s/d 1981;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Bendaharawan Gaji pada Assekotda II, Tahun 1980;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Bendaharawan KORPRI pada Sub Unit Kantor, Tahun 1982 s/d 1984;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Assekotda II, Kepala Urusan Keuangan Tahun 1981 s/d 1984;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Wakil Sekretaris KORPRI Tahun 1984 s/d 1985;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Gelanggang Generasi Muda Bandung (GGMB), Sekretaris Tahun 1984 s/d 1985;
* Pemerintah Kotamadya D.T II Bandung, Bagian Perekonomian Rakyat Tahun Kepala Sub Bagian Pembinaan Perekonomian Rakyat Tahun 1985 s/d 1989;
* MPR-R.I, Anggota MPR RI Utusan Daerah Jawa Barat, Anggota NB-556, Tahun 1987 s/d 1992. (Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 222/M Tahun 1987 Tanggal 14 September 1987);
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Bagian Perekonomian Kepala Tahun 1988 s/d 1992;
* DPRD Tk. I Jawa Barat, Calon Anggota No. Urut 93 pada PEMILU 1992 (Panitia Pemilihan Daerah Tingkat I Jawa Barat tanggal 18 Desember 1991);
* Pemerintah Kotamadya D.T II Bandung, Dinas Pendapatan Daerah Kepala Tahun 1992 s/d 1998;
* DPR R.I, Calon Anggota No. ururt 134 pada PEMILU Tahun 1997, asal Daerah Pemilihan Jawa Barat;
* Pemerintah Kotamadya D.T. II Bandung, Pembantu Walikotamadya Wilayah Bojonagara tangal 21 April 1998 s.d. 3 Maret 2000;
* Pemerintah Kota Bandung, Sekretaris Daerah Kota, (Sekdakot) Bandung, Tanggal 5 April 2000 s.d. 25 Oktober 2002;
* Pemerintah Kota Bandung, Plt. Walikota Bandung, Tanggal 11 Februari 2002 s.d. 8 Maret 2002;
* Pemerintah Kota Bandung, Staf ahli Walikota Bandung, Tanggal 25 Oktober 2002 s.d. 30 April 2003;
* Pemerintah Kota Bandung, Pensiun dari PNSD Terhitung Mulai Tanggal 1 Mei 2003;
* Pemerintah Kota Bandung, Pemilihan Walikota Bandung, oleh DPRD Kota Bandung, Tanggal 9 September 2003
* Walikota Bandung, Pengangkatan sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.32-533, tanggal 9 Oktober 2003;
* Walikota Bandung, Pengangkatan Sumpah Jabatan oleh Bapak Gubernur Jawa Barat tangal 16 Oktober s.d. 16 Oktober 2008; --
Selengkapnya...

Sejarah Kota Bandung

23.14 by kangdada · 0 komentar
Label:

Sejarah

Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.

Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan Raya pos mulai dibangun pertengahan tahun 1808, dengan memperbaiki dan memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.

Rupanya Daendels tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati. Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.

WALIKOTA BANDUNG Tahun 1906 - Sekarang
Nama-nama Walikota Bandung
1. E.A. Maurenbrecher (exofficio) 1906-1907
2. R.E. Krijboom (exofficio) 1907-1908
3. J.A. van Der Ent (exofficio) 1909-1910
4. J.J. Verwijk (exofficio) 1910-1912
5. C.C.B. van Vlenier dan 1912-1913
6. B. van Bijveld (exofficio) 1913-1920
7. B. Coops 1920-1921
8. S.A. Reitsma 1921-1928
9. B. Coops 1928-1934
10. Ir. J.E.A. van Volsogen Kuhr 1934-1936
11. Mr. J.M. Wesselink 1936-1942
12. N. Beets 1942-1945
13. R.A. Atmadinata 1945-1946
14. R. Siamsurizal
15. Ir. Ukar Bratakusumah 1946-1949
16. R. Enoch 1949-1956
17. R. Priatna Kusumah 1956-1966
18. R. Didi Jukardi 1966-1968
19. Hidayat Sukarmadijaya 1968-1971
20. R. Otje Djundjunan 1971-1976
21. H.Ucu Junaedi 1976-1978
22. R. Husein Wangsaatmaja 1978-1983
23. H. Ateng Wahyudi 1983-1993
24. Wahyu Hamidjaja 1993-1998
25. Aa Tarmana 1998-2003
26. H.Dada Rosada 2003-sekarang

Masa dan Peristiwa

1488 Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran
1799Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni
1811 Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung
1906 Gemeente Bandoeng
1917 Burgemeester Van Bandoeng yang pertama
1926 Staadsgemeente Bandoeng
1942 Bandung Si
1945 Pemerintah Nasional kota Bandung
1949 Haminte Bandung
1950 Kota Besar Bandung
1957 Kotapraja Bandung
1966 Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung
1974 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
Selengkapnya...

Visi Misi

23.04 by kangdada · 0 komentar
Label:

VISI KOTA BANDUNG :

"TERWUJUDNYA KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA JASA YANG BERMARTABAT
( BERSIH, MAKMUR, TAAT DAN BERSAHABAT )"

Untuk Merealisasikan keinginan, harapan, serta tujuan sebagaimana tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka pemerintah bersama elemen seluruh masyarakat Kota Bandung harus memahami akan makna dari visi tersebut yaitu :

Pertama : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus bersih dari sampah, dan bersih praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN ), penyakit masyarakat ( judi, pelacuran, narkoba, premanisme dan lainnya), dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral dan agama dan budaya masyarakat atau bangsa;

Kedua : Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang memberikan kemakmuran bagi warganya;

Ketiga : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang taat terhadap agama, hukum dan aturan ? aturan yang ditetapkan untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban kota .

Keempat : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang bersahabat, santun, akrab dan dapat menyenangkan bagi orang yang berkunjung serta menjadikan kota yang bersahabat dalam pemahaman kota yang ramah lingkungan.

Secara harfiah, Bermartabat diartikan sebagai harkat atau haraga diri, yang menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan dan kedisiplinannya.

Jadi kota jasa yang bermartabat adalah kota yang menyediakan jasa pelayanan yang didukung dengan terwujudnya kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan, dan kedisiplinan masyarakatnya.

Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu lima tahun kedepan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan ( revitalisasi, reaktualisasi, reorientasi dan refungsionalisasi ) yang harus dilakukan oleh pemerintah Kota Bandung beserta masyarakatnya serta didukung secara politis oleh pihak legislatif melalui upaya-upaya yang lebih keras, cerdas dan terarah namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

MISI KOTA BANDUNG

Misi adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Bandung meliputi :

1. Mengembangkan sumber daya manusia yang handal yang religius, Yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.
2. Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat dan berkeadilan dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
3. Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan berkesadran tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenagakerjaan, meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga serta kesetaraan gender.
4. Meningkatkan penataan Kota , yang mencakup pemeliharaan serta peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang kota dan daya dukung lingkungan kota .
5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif, efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan aparatur pemerintah dan masyarakat.
6. Mengembangkan sistem keuangan kota , mencakup sistem pembiayaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, swasta dan masyarakat.

Selengkapnya...

Kang Dada SHOW

Pernyataan Kang Dada


"PKD - Saya tidak akan segan-segan memberhentikan para pejabat/lurah yang mengelola bawaku pangan, bila terbukti menyalahgunakan"

PKD - "Lakukan Gerakan Revolusioner P4LH bersama warga kota, Tiada hari tanpa menanam pohon, tiada hari tanpa buat sumur resapan, tiada hari tanpa lepas burung"

PKD - "Apapun yang saat ini menurut dewan masih belum baik, maka akan kami perbaiki. Namun semua juga akan dilakukan dengan bertahap. Jadi tidak bisa dilakukan sekaligus," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - "Pemkot punya 7 program prioritas, ketujuhnya sangat penting untuk masyarakat sehingga memiliki prioritas yang sama. Perbaikan jalan untuk kepentingan umum memiliki priotas sama dengan pendidikan dan kesehatan serta ekonomi," Walikota - Tribun Jabar Online)

PKD - WALI KOTA BANDUNG DADA ROSADA MINTA AGAR PARA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)AKTIF MENGHARGAI DAN MENGHORMATI PARA PENSIUNAN. TRIBUN

"ANGGARAN UNTUK PEMBEBASAN LAHAN SUDAH ADA. RTH HANYA NAMANYA, NANTI SEBAGIAN BISA KITA GUNAKAN UNTUK LAHAN PLTSA, YANG LAIN NANTI UNTUK RTH," TRIBUN

Kegiatan Pemkot

"PKD - Kepala BPLHD Dandan Riza Wardhana "Saat kegiatan Car Free Day, pencemaran udara di Jalan Dago menurun secara signifikan," detikbandung PKD - KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA FERDI LIGASWARA : “MENJELANG DIRGAHAYU KE-200 KOTA BANDUNG, PEMKOT BANDUNG LAKUKAN RELOKASI PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) YANG ADA DI SEPUTARAN ALUN-ALUN KOTA BANDUNG KE BASEMENT ALUN-ALUN” PKD - "KALAU SEKARANG MENDAPATKAN PENGHARAGAAN BEST EFFORT KAMI TENTU MENSYUKURI ITU, TAPI KAMI TIDAK PUAS DENGAN HASIL INI. PENILAIAN HARI INI HARUS MENJADI EVALUASI BESAR-BESARAN BAGI PEMKOT BANDUNG," NANANG SUGIRI WAKIL KETUA KOMISI C DPRD KOTA BANDUNG (Tribun Jabar) PKD - TERKAIT KEBERADAAN FACTORY OULET (FO) BARU DI JALAN IR H DJUANDA NO 92,94, DAN 122 KEPALA BPPT REKOTOMO MENGATAKAN "SESUAI KEBIJAKAN PAK WALI KOTA TIDAK BOLEH MENGELUARKAN IZIN USAHA FO, MAKANYA TAK MUNGKIN BPPT MENGELUARKAN IZIN USAHA," PKD - KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BPPT) REKOTOMO "SAYA TIDAK TAHU BERAPA MINIMARKET YANG TAK BERIZIN TAPI SAYA AKHIR APRIL LALU TELAH MENYERAHKAN DAFTAR MINIMARKET YANG MEMILI IZIN KE SATPOL PP UNTUK DITINDAKLANJUTI, " (TRIBUN) PKD - DINAS KEUANGAN DAN PENGELOLA ASET DAERAH (DKPAD) KOTA BANDUNG MENAKSIR PENDAPATAN DARI SEWA ASET MILIK PEMKOT BANDUNG PADA 2010 MENCAPAI RP 11,3 MILIAR. PENDAPATAN DARI SEWA ASET DI KOTA BANDUNG MASIH RELATIF KECIL. TAHUN SEBELUMNYA, PENDAPATAN DARI SEWA ASET HANYA MENCAPAI RP 8,5 MILIAR. (PR). PKD- KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, OJI MAHROJI : PENDAFTARAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN 2010/2011 MASIH MEMBERLAKUKAN SISTEM KLUSTER. TRIBUN

berbenah menuju jabar

bagaimana pembangunan kota Bandung ; era Kang Dada?

fakta integritas

fakta integritas
BANDUNG ZERO CORRUPTION MOVEMENT